NTT-News.com, Kupang – Hiruk pikuk pencalonan kepala daerah baik tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten dalam Pilkada serentak tahun 2018 kian hari kian menarik. Bukan rahasia lagi bahwa partai-partai besar seperti Golkar, PDIP, Gerindra dan Nasdem menjadi partai yang ditunggu-ditunggu oleh masyarakat siapa yang akan diajukan dalam pesta demokrasi 2018 lima tahunan ini.
Partai Golkar yang memiliki 2 kader yang sedang santer diseantero Provinsi NTT yaitu kader muda Emanuel Melkiades Laka Leka (Wasekjen DPP Golkar) dan Ibrahim Agustinus Medah, (Ketua DPD I Golkar NTT). Kedua nama ini kerap menjadi buah bibir masyarakat maupun pegiat politik serta media lokal yang mengharapkan adanya Koalisi yang berpihak pada jagoannya masing-masing. Tetapi siapa yang akan diajukan untuk menjadi calon gubernur masih menunggu survey yang akan dilaksanakan oleh partai Golkar sendiri
Ada yang berharap, Koalisi yang terjadi ditingkat Provinsi bisa mengikuti koalisi di Kabupaten yang akan bersamaan mengikuti pilkada serentak tahun 2018 mendatang. Namun hal tersebut tidak demikian, sebab Partai Politik sekelas Golkar tetap mengedepankan Survey dan yang berpotensi menang, itulah yang akan didukung, dan Koalisi di Provinsi tetap tidak menjadi Patokan utama untuuk koalisi di tingkat Kabupaten.
Demikian hal ini diungkapkan oleh Wakil Sekjen DPP Golkar, Melki Laka Lena pada media ini beberapa waktu lalu di Kodi Balaghar bersama dengan ketua DPD II Golkar Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Gerson Tanggu Dendo di desa Lete Loko, 29 Juni 2017 yang lalu. Melki Laka Lena yang bertemu dengan Gerson Tanggu Dendo di kediamannya secara tegas mengatakan Partai Golkar untuk sementara ini belum mengajukan calon baik calon Gubernur maupun calon Bupati.
“Teman-teman media untuk diketahui bahwa Parta Golkar masih menunggu hasil Survey yang akan diadakan pada bulan Juli, kemungkinan dimulai tanggal 10 Juli 2017, untuk melakukan survey siapa bakal calon yang akan diajukan oleh Partai Golkar,” ungkapnya pada awak media.
Lebih lanjut Melki Laka Lena menuturkann bahwa ada aturan yang harus ditaati bersama oleh seluruh pengurus dan anggota Partai Golkar baik dari tingkat pusat maupun daerah di seluruh Indonesia, sehingga untuk sekarang ini Partai Golkar belum bisa mengeluarkan statement/pernyataan terkait pencalonan pada Pilkada Serentak 2018 ini khususnya di NTT.
Menurutnya Partai Golkar memiliki aturan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang tegas dan jelas, bahwa siapapun yang diusung oleh Golkar maka setiap kader Golkar wajib untuk bekerja mendukung dan memenangkan dalm kontes pilkada tersebut. Dan Siapa yang akan melanggar aturan atau membangkang dari aturan tersebut maka konsekuensinya adalah sanksi. “Sanksi paling berat ya pecat dari Partai,” teganya.
Dalam pertemuan yang disaksikan oleh 4 orang wartawan dari media yang berbeda tersebut, Gerson Tanggu Dendo (GTD) mengatakan belum mengambil sikap terkait hingar bingar Politik Sumba Barat Daya, hingga saat itu. Menurut GTD, tidak menutup kemungkinan adanya bakal calon dari partai lain yang hendak melamar dirinya, tetapi pada prinsipnya Ia masih tetap menunggu petunjuk dari DPP Golkar.
“Saya kemungkinan masih akan fokus jaga kandang, mau maju calon legislalif provinsi senior-senior masih ada, mau maju calon bupati/wakil bupati masih menunggu petunjuk DPP, jadi saya masih akan fokus untuk kembali bertarung pada calon legislatif tingkat II,” ungkap Gerson saat itu.
Hal ini makin dipertegas oleh Melki Laka Leka bahwa ia dan Gerson masih menunggu survey untuk bisa diajukan oleh Partai Golkar dalam Pilkada nanti.
“Jadi kawan-kawan saya dengan Pak Gerson akan menunggu survey dulu yah, belum menyatakan sikap untuk maju sebagai calon peserta Pilkada serentak nanti, tolong teman-teman catat itu Gerson belum bisa menyatakan sikap sekarang ini,” tutur Melki.
Terkait koalisi partai Melki Laka Lena yang dihubungi via telepon pada Minggu, 9 Juli 2017 mengatakan semua masih danamis, Golkar masih dalam tahap survey calon Gubernur maupun calon Bupati. Setelah survey baru tahu siapa pemenangnya dan siapa pemenangnya plus parpol koalisi-koalisinya.
“Selesai survey baru DPP Partai Golkar bahas siapa calon kepala daerah dan pasangannya, plus partai koalisinya, memang Nasdem adalah salah satu partai yang intensif komunikasi dengan Golkar tetapi belum bisa dipastikan karena hampir semua partai komunikasi dengan DPP,” ungkapnya lebih lanjut.
Sehingga hampir dipastikan rumor yang beredar terkait pernayataan beberapa pihak yang menyatakan bahwa Partai Golkar akan berkoalisi dengan Nasdem yang merunut pada koalisi Pilkada ditingkat Provinsi belum dapat dipastikan. (OC/RM)