HukrimNews

Diperlakukan Tidak Manusiawa, Ratusan Pedagang Demo di Rujab Bupati SBD

×

Diperlakukan Tidak Manusiawa, Ratusan Pedagang Demo di Rujab Bupati SBD

Sebarkan artikel ini
Para Pedagang Pasar Rada Mata saat melakukan aksi Protes di rumah Jabatan Bupati SBD, Markus Dairo Talu
Para Pedagang Pasar Rada Mata saat melakukan aksi Protes di rumah Jabatan Bupati SBD, Markus Dairo Talu

NTT-News.com, Tambolaka – Ratusan pedagang Pasar Rada Mata, Kecamatan Kota Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) melakukan aksi protes atau Demo di rumah Jabatan (Rujab) Bupati Markus Dairo Talu lantaran mendapat perlakuan tidak manusia yang dilakukan oleh aparat keamanan pemerintah daerah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dibawah Komando Daniel Bata.

Dalam demo tersebut, para pedagang menyampaikan bahwa perlakuan tidak manusiawi itu dilakukan Pol PP dengan mengobrak-abrik barang hingga mengangkut dan membuang kejalan beberapa barang dagangan mereka, seperti ikan dan barang dagangan lainnya.

Para pedagang menilai bahwa tindakan semena-mena dari Sat Pol PP yang dipimpin Daniel Bata ini merupakan tindakan paling tidak menghargai orang lain yang sedang merayakan hari raya keagamaan hingga tindakan ketidakmanusiaan itu menimbulkan luka dan darah bagi pedagang lain. Akibat dari tindakan Satpol PP ini juga banyak warga yang mengaku merugi dan kehilangan banyak barang karena dicuri.

Salah satu pedagang, Adi Mesa yang ditemui media mengatakan mereka dirugikan akibat perlakuan tidak manusiawi dari Pol PP. “Banyak barang-barang kami yang dirusak dan di buang ke jalan, bahkan ada yang kehilangan uang dan HP, tempat jualan di rusak juga ini sangat tidak manusiawi,” kata Adi, Senin 26 Juni 2017.

Dia juga menuturkan bahwa pihak bersama para pedang lain tidak sedang berjualan di Pasar Rada Mata yang menjadi milik Pemerintah tetapi berjualan di tanah milik perorangan di sekitar Pasar Rada Mata. “Kami dilarang berjualan di Pasar Rada Mata, makanya kami pindah ke wilayah pribadi yang bukan milik pemerintah tetapi milik orang Cina (Etnis China) dan kami sudah minta ijin. Yang kami tidak puas, kenapa Pemerintah bisa gusur kami, lebih parahnya lagi barang kami dibuang, ikan mentah dibuang di jalan raya,” tuturnya.

Tindakan yang dialaminya diakui bahwa sesuai pernyataan Komandan Satpol PP yang mengamankan para pedagang tersebut, tindakan tersebut atas perintah Bupati Sumba Barat Daya, Markus Dairo Talu. “Kami protes pada petugas, tapi atasan  Pol PP, Daniel Bata bilang ini adalah perintah bupati. Kami ada yang dipukul dan berdarah ketika melakukan perlawanan saat barang kami dirusak,” beber Adi Mesa.

Pedagang lain Siti Julaiha, mengatakan Pol PP dan Bupati SBD melakukan tindakan semena-mena. “Bupati yang menyuruh Pol PP curi ikan di pasar kami dan curi telur yang kami jual di pasar ini. Ketika kami protes dengan perlakuan kasarnya, Pol PP bilang Bupati yang suruh jadi berarti Bupati suruh curi ikan dan telur yang kami jual,” ungkapnya penuh emosi.

Hal yang sama juga diungkapkan pedagang Siti Rahma, dia mengatakan sangat kecewa dengan perlakuan pol PP karena barang dagangan mereka yaitu sayur-sayuran, telur, buah-buahan dan ikan menjadi rusak dan tidak bisa digunakan lagi.

“Tujuan kami kesini kami menuntut dagangan kami dikembalikan oleh Bupati yang sudah perintahkan Pol PP untuk merusak dagangan kami,” ungkapnya penuh emosi.

Anggota DPRD asal PKB Robby Wuda Lado, yang ditemui media yang ikut memantau langsung demo oleh pedagang tersebut juga merasa kecewa dengan sikap dan tindakan pemerintah terhadap pedagang pasar Rada Mata tersebut.

“Saya sudah bilang sosialisasi dulu baru dipindahkan secara pelan-pelan, kita harus maklum SDM ini tidak sama, memang betul Pemerintah berdasarkan aturan yang benar, tetapi dalam aturan tersebut tidak perlu ada pukul-memukul, merusak dagangan orang dan barang pribadi lain dari pedagang,” tutur Robby pada media ini. (Octa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *