
NTT-News.Com, Oelamasi – Setiap pembangunan tentu bertujuan untuk mensejahterakan Masyarakat. Sama prinsipnya pembangunan Cross Way di sungai Dendeng, Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Namun naas, ternyata proyek Croos Way ini sangat bertolak belangkang dengan maksud pembangunan utama, dimana sejumlah petani mengakui bahwa setelah selesai dikerjakan, proyek itu nyaris menimbulkan konflik ditubuh Kelompok Tani Rindu Sejahtera.
Sebelumnya, Samuel Tallo anggota Kelompok Tani Rindu Sejahtera menyampaikan, pembangunan proyek Croos Way di Kali Dendeng yang menghubungkan antara Desa Noelbaki dan Oelpuah disatu sisi memiliki nilai positif, karena membuka akses bagi warga yang sangat memerlukan jalan tersebut.
Namun celaka, karena dilain faktor menurutnya, proyek yang diperkirakan menelan anggaran ratusan juta rupiah itu nyaris membawa melapetaka bagi para petani setempat. “Akibat lubang input air kecil, otomatis debit air yang keluar tidak dapat penuhi kebutuhan air untuk di salurkan ke semua sawah, itu sebabnya sejumlah anggota kelompok nyaris berkelahi, dan bisa berbuntut pidana,” ungkap Tallo, Kamis 2 Februari 2017.
Tallo menambahkan, dirinya tidak akan segan-segan bersama para anggota petani membongkar pekerajaan itu. “Barusan saya sudah beri masukan di rapat kelompok, agar, ketua bisa hubungi pemerintah, tapi kalau tidak bisa diatasi biar di bobol saja dan kalau bobol saya siap maju bersama petani. Saya juga sesalkan apabila proyek di dalam desa tapi Kepala Desa sonde (Tidak) tahu, ini sonde masuk akal, apalagi camat tidak tahu,” heran Tallo.
Mantan Ketua P3A ini menjelaskan, apabila ada anggota Wakil Rakyat yang mengkalim bahwa proyek ini atas perjuangannya sangat disesalkan, sebab dengan masalah itu terjadi membuktikan bahwa fungsi kontrol DPRD selama ini tidak berjalan.
“Sebenarnya sebagai anggota dewan harus jalankan fungsi kontrol, mana usai diperjuangkan tapi tidak kontrol, ini ada apa? Sonde masuk akal, sawah 200 Hektare satu gorong-gorong, seharusnya kalau dia punya inisiatif berarti harus dikontrol, bukan hanya mau terima gaji dari masyarakat,” tegas Tallo.
Tepisah Kepala Desa Noelbaki, Melkianus Kiubana via Telepon Genggamnya, Selasa, (01/02) pagi, membenarkan adanya proyek yang dibangun tanpa perencanaan di kali dendeng yang merupakan wilayah kempimimpinannya.
“Makanya bapa dong (Mereka) tolong muat (Beritakan) dulu, supaya itu suplayer atau CV yang masuk di katong (Kita) punya wilayah harus lapor dikatong sini, ini dong sonde lapor,” beber Melki.
Sementara, ia menegaskan apabila ada anggota petani yang menduga dirinya ingin menutupi kasus itu, ia berharap agar pihak pengeluh itu segera berhadapan dengan dirinya, dan jangan asal bicara. “Kalau ada yang bilang begitu suruh dia menghadap ke saya,” kecam Melki. (George)