HukrimNews

Perang Antar Pemuda, 11 Rumah Hangus dan Satu Orang Tewas

×

Perang Antar Pemuda, 11 Rumah Hangus dan Satu Orang Tewas

Sebarkan artikel ini
Kapolres Sumba Barat AKBP Muhamad Erwin
Kapolres Sumba Barat AKBP Muhamad Erwin

NTT-News.com, Bukambero – Aksi saling serang antar pemuda kampung di Desa Bilacenge, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT) menelan korban harta dan nyawa manusia. Sedikitnya 11 rumah hangus di bakar dan satu orang tewas terbunuh.

Peristiwa terjadi ini terjadi pada, Minggu 17 September 2017 sekitar pukul 11.30 Wita. Aksi saling serang ini dipicu oleh senggolan sepeda motor antara saudara tiri korban dengan pelaku penyerangan yang melibatkan dua orang warga setempat.

Kapolres Sumba Barat, AKBP Muhamad Erwin dan Dandim Sumba Barat di TKP, Senin (18/9) mengatakan masalah tersebut telah diselesaikan di Polsek Kodi Utara secara kekeluargaan akan tetapi pada pukul 17.00 Wita, terjadi aksi saling serang yang di picu oleh aksi provokasi dengan caci maki sambil standing motor oleh adik tiri korban antara Kampung Jama Eru dan Kalembu Uru, Desa Bilacenge.

Korban tewas bernama Heribertus Dara Lolu, 45, warga Kampung Jama Eru. Sedangkan dua orang yang terluka yakni Stefanus Moto Ngedo, (34), dan Marselinus Popo, (39), berasal dari Kampung Jama Eru. Dari 11 rumah warga yang dibakar, 10 rumah di antaranya milik warga Kalembu Uru dan satu lagi milik warga kampung tetangga, Dula Koko.

Kapolres Sumba Barat AKBP. M. Erwin menuturkan bahwa dirinya melakukan upaya hukum untuk menindak lanjuti dan menangkap semua yang melakukan aksi penyerangan dan dari kedua belah pihak, tidak ada yang terlepas dari siapa yang bersalah.

“Saya akan lakukan upaya hukum untuk menindak tegas para pelaku penyerangan. Identitas mereka sudah dikantongi,” tuturnya

Di temat yang sama juga Dandim Sumba Barat, Fifid Zudi mengarahkan anggotanya untuk memback up dari segi personil Polisi untuk menjaga keamanan di daerah yang sedang bermasalah itu. Baginya tidak ada istilah hukum rimba yang berlaku, tetapi melalui jalur hukum yang benar, sehingga ia meminta masyarakat jangan terprofokasi untuk perang.

“Kodim Sumba Barat akan mengawal dan jangan sampai ada penyerangan lanjutan dari kedua kampung yang bertikai. Tidak ada hukum rimba di negara ini, semua harus tenang dan biarkan semua ini diselesaikan dengan upaya hukum yang benar,” pungkasnya. (JEP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *