
NTT-News.com, Kupang – Nilai Tukar Petani (NTP) Propinsi NTT pada bulan April 2017 sebesar 101,18 mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen dari bulan sebelumnya, hal ini berarti bahwa tingkat kesejahtraan petani cenderung naik di banding periode Maret 2017 lalu. Demikian rilis yang disampaikan Kepala BPS NTT, Maritje Pattiwaellapia.
Dia menuturkan bahwa kenaikan NPT tersebut disebabkan karena naiknya indeks harga hasil produksi pertanian dan terjadi penurunan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
“Kenaikan nilai tukar petani ini disebabkan biaya produksi pertanian dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga petani turun dan penerimaan petani cenderung naik,” ungkap Maritje.
Perhitungan NTP NTT ini mencakup lima sub sektor yakni Padi, Palawija sebesar 104, 20, Hortikultura sebesar 99, 53, tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 94,01, Peternakan sebesar 105,75 dan perikanan sebesar 104,41.
“Dari kelima sub sektor tersebut, sub sektor padi palawija mengalami penurunan sebesar -1,15 persen, sementara empat sub sektor lainnya mengalami kenaikan, jadi semakin tinggi NTP secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani,” kata Maritje.
Sementara untuk Indeks Harga Konsumen (IHK) NTT April 2017, sebesar 128,54. NTT mengalami inflasi sebesar 0,24 persen sehingga dari dua Kota di NTT Kota Kupang mengalami inflasi sebesar 0,29 persen dengan IHK 129,57 sedangkan Kota Maumere mengalami deflasi sebesar 0,17 persen dengan IHK 121,70. (dirk)