EkbisNews

NTP NTT dari Desember Hingga Januari 2017 Menurun

×

NTP NTT dari Desember Hingga Januari 2017 Menurun

Sebarkan artikel ini
Suasana Jumpa Pers di BPS NTT (dav/n2)
Suasana Jumpa Pers di BPS NTT (dav/n2)

NTT-News.com, Kupang – Nilai Tukar Petani (NTP) Pada bulan Januari 2017 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 101,19. Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Januari 2017 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Perhitungan NTP mencakup 5 sub sektor yakni sub sektor padi dan palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

Untuk sub sektor tanaman pangan (NTP-P)99,51, untuk sub sektor hortiukultura (NTP-H) 91,8 untuk sub sektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 106,15 untuk sub sektor peternakan (NTP-Pt) dan sub sektor Perikanan (NTP-Pi) 104,46. Jika Nilai Tukar Petani bulan Januari 2017 jika di bandingkan dengan Nilai Tukar Petani pada bulan Desember 2016 terjadi penurunan sebesar o,12 persen.

Demikian penjelasan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Maritje Pattiwaellapia kepada wartawan saat menggelar jumpa wartawan di kantor BPS provinsi NTT Rabu,01 februari 2016.

Ia mengatakan, Nilai Tukar Petani yang diperoleh dari perbandingan indeks harga petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani dipedesaan.
“NTP juga menunjukan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani,”ungkap Maritje.

Ia menambahkan, berdasarkan pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada januari 2017,NTP di NTT mengalami penurunan 0,12 persen dibandingkan dengan bulan desember 2016. Hal ini disebabkan karena peningkatan lebih kecil pada indeks harga hasil produksi pertanian dan terjadi peningkatan lebih besar pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Ia mengatakan, bila ditijau per subsektor dengan membandingkan NTP Januari 2017 dengan NTP Desember 2016 maka sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan 0,93 persen. Sub sektor hortikiltura mengalami peningkatan 1,36 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penuruan sebesar2,88 persen, sub sektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 0,03 persen dan sub sektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,90 persen.

“Di daerah pedesaan terjadi inflasi pada bulan Januari 2017 sebesar 1,20 persen. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,74 persen. Sedangkan inflasi terendah adalah sub kelompok transportasi dan komunikasi yaitu sebsar 0,30 persen,” ujar Maritje. (yl/rm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *