Kolaborasi Menuju Desa Bercahaya

0
328
Menyalakan Listrik di Sumba Barat Daya

NTT-News.com, Tambolaka – Warga Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) mulai menikmati terang di malam hari. Terang dimalam hari adalah impian semua warga, apa lagi mereka yang dari pelosok yang masih jauh dari jamahan terang. Kegembiraan setelah listrik mengalir ke desanya akan tampak setiap wajah para bocah desa yang selalu bersahabat dengan lampu pelita untuk mengisi masa-masa belajarnya.

Pemerintah desa dan pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya terus mengupayakan mendanai mulai dari dana desa maupun dana DAU. Selain itu pemerintah daerah mengusahakan setiap wilayah dibuka keterisolasian listrik dengan melakukan sosialisasi pembebasan lahan ke desa-desa untuk membangun jaringan listrik PLN.

Program Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya yang dikemas dengan 7 Jembatan Emas dan salah satunya adalah program Desa Bercaya. Pemerintah berusaha memastikan setiap kampung bercahaya. Rumah-rumah sekeliling kampung bercahaya karena lebih mudah mendapat layanan listrik PLN. Kampung-kampung Adat/Kampung Situs, Wisata Kuliner dan Kampung Wisata Khusus (seni ukir, kampung tenun, kampung seni besi tempa parang, kampung ayaman bambu, dll.) bisa bercahaya dan tercukupi kebutuhan listriknya.

Tahun 2021 ini, pemerintah membantu masyarakat menyediakan 426 Unit meteran (Tersebar hampir di semua Kecamatan di Sumba Barat Daya) dengan target anggaran Rp. 4.436.232.000, meskipun dari target itu baru terealisasi baru Rp. 1.124.550.000, tetapi merupakan langkah maju di tahun kedua masa kepemimpinan duet dr. Kornelius Kodi Mete dan Marthen Christian Taka, S.IP.

Selain itu, dengan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk LSM memanfaatkan EBT (Energi Baru Terbarukan) yakni (energi matahari/kaca sinar, energi air, angin) – dan sesedikit mungkin diesel untuk Kampung Becahaya. “Pada tahun 2021 juga sebanyak 5 Kampung adat (Tosi, Walandimu, Toda, Ratenggaro, Totok Kalada) dianggarkan Rp. 23.650.000 untuk Biaya Jasa Teknisi dan Biaya transportasi,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Petrus Japa Ole beberapa waktu lalu.

Sementara PT PLN sendiri terus berupaya melistriki daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Salah satunya yakni di NTT. Upaya PLN ini dimaksudkan untuk mewujudkan keadilan energi untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk itu, PLN melakukan sosialisasi ketenagalistrikan dan penyambungan baru kepada masyarakat pelanggan di Desa Wainyapu, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya dengan menempuh perjalanan menggunakan mobil sekitar dua jam lamanya dan dihadiri perangkat desa lainnya dari tingkat RT dan Kepala Dusun beserta rombongannya.

Tujuan PLN lakukan sosialisasi ke desa-desa yang menerima program perluasan jaringan listrik, dimaksudkan agar masyarakat punya peran dan sinergi dalam percepatan pembangunan jaringan listrik serta diharapkan pembangunan jaringan listrik bisa berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Manager UP2K Kupang, R. Cahyo Gunadi beberapa waktu lalu saat menyalakan listrik di Desa Wainyapu  Kecamatan Balaghar menjelaskan bahwa PLN hadir untuk menerangi Desa Wainyapu ini sebagai bukti komitmen PLN kepada masyarakat di seluruh pelosok tanah air.

“Semoga listrik untuk 250 KK di desa ini, dapat memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik. listrik untuk rakyat, listrik untuk semua,” kata Cahyo.

Salah satu tokoh Masyarakat Desa Wainyapu, Markus M. Koro yang juga sekretaris desa menyampaikan apresiasi kepada PLN. Dirinya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada PLN UIW NTT dan pemerintah yang telah memperhatikan masyarakat Desa Wainyapu.

Sebab, setelah sekian lama kami merindukan masuknya listrik di Desa Wainyapu, dan kini sudah terealisasi.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Hermanus Tende Kodi selaku Kepala salah 1 Dusun di Desa Wainyapu mengatakan. “Selama ini kami menggunakan genset dan biaya BBM setiap bulan sebesar kurang lebih Rp 500 ribu, namun dengan adanya listrik dari PLN, maka kami dapat menikmati terang dengan biaya yang lebih murah. Jika dibandingkan dengan menggunakan genset,” katanya.

Dijelaskan juga bahwa dengan adanya listrik dari PLN, maka biaya untuk membeli token sebesar Rp 100 ribu bisa digunakan selama sebulan. Dan kini, masyarakat dapat melaksanakan aktifitas di malam hari dengan lebih nyaman.

Untuk diketahui, sejak Selasa (22/11) , sudah ada 30 pelanggan yang dinyalakan dan PLN siap mengakomodir permohonan pasang baru dari masyarakat lainnya di desa tersebut.

Dalam mengaliri listrik di Desa Wainyapu membutuhkan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 2,350 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 5,150 kms. (Advertorial)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini