NTT-News.com, Tambolaka – Festival kopi insklusif digelar guna mengembangkan potensi racikan kopi hitam yang semakin modern. Sebab, racikan kopi hitam yang disuguhkan memiliki aroma sedap serta membuat penikmat ketagihan akan membuat hasil olahan mendatangkan keuntungan yang cukup besar.
Festival kopi insklusif bukan semata untuk memajangkan hasil kreasi pengrajin kopi. Melainkan untuk melahirkan daya saing positif dalam mengembangkan racikan kopi tersebut.
Festival ini berlangsung dengan ramai dan disambut baik oleh para pengrajin kopi. Hal itu ditandai dengan tersedianya beberapa stan di tempat yang sudah disediakan oleh panitia. Kegiatan ini dilaksankan pada Kamis (09/12/2021) di aula SMK Pancasila Tambolaka.
Bupati Sumba Barat Daya, Kornelius Kodi Mete meminta para pengrajin kopi agar mampu mengelolah dengan konsep modern. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya mendukung penuh festival kopi inklusif sebagai upaya bersama untuk membangkitkan kembali komoditas kopi. Sebab komoditi kopi bisa menjadi komoditas unggulan. Dirinya menyebut wilayah Wewewa merupakan wilayah yang memiliki potensi pengembangan kopi yang cukup besar.
Menurut Kodi Mete, produk kopi sudah sangat familiar di kalangan milenial dan jumlah penikmat kopi semakin banyak. Sehingga ia meyakini, hal ini dapat menjadi peluang usaha yang potensial dan sangat menguntungkan bagi para petani dan pelaku usaha kopi jika dikelola secara kreatif inovatif dengan menawarkan kopi yang berkualitas sehingga menjadi nilai yang dapat mendukung sektor pariwisata.
“Pemerintah akan terus mendorong pengembangan kopi inklusif melalui kebijakan daerah untuk memastikan kopi lokal menjadi prioritas utama. Kita harus mengelola dengan sungguh-sungguh dengan konsep modern menggunakan teknologi tepat. Dengan begitu akan membantu meningkatkan perekonomian keluarga,”ucapnya.
Lebih lanjut, Kodi Mete menambahkan oemerintah kabupaten SBD akan terus memitivasi para petani kopi dan semua masyarakat di wikayah pimpinannya guna menanam kembali kopi. Beberapa bulan yang lalu, pemerintah bekerja sama dengan pemerintah desa telah melakukan penanaman anakan kopi robusta dengan luas lahan 20 Ha. Dirinya juga menyebut telah memberikan pelatihan terhadap setiap kelompok yang sudah melakukan penanaman.
“Kami berharap melalui festival kopi inklusif dapat menjadi momentum kebangkitan Kopi Robusta Sumba Barat Daya. Kegiatan festival kopi inklusif sejalan dengan kebijakan strategis daerah yakni program berkecukupan pangan dan desa wisata,”harapnya. (RIAN)