NTT-News.com, Mbay – Petani Garam Tonggurambang mempertanyakan Alokasi Dana bantuan dari pusat oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti sebanyak Rp 7 Milyar yang di Gelontorkan untuk para Nelayan dan para petani Garam di Nagekeo.
Mereka menduga ada kecurangan oleh Pemda Kabupaten Nagekeo terkait bantuan Dana yang dialokasikan untuk Para Petani Garam dari Pemerintah Pusat itu. Pernytaan diwkili oleh Ali Sadikin sebagai ketua Kelompok Petani Garam, Sabtu 08 September 2018 lalu.
Ali menyebutkan bahwa Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nagekeo belum transparan dalam menyampaikan soal alokasi dana dari Pusat ke Daerah yang diperuntukkan bagi para petani Garam di daerah itu.
‘’Kami petani Garam menduga, kemungkinan uang yang di transfer dari pusat, kami pasti pergi ambil di Bank BRI, namun dari BRI sendiri tidak masuk seperti ini, apakah kami ambil yang 3% atau yang 0,3% sehingga tidak ada kejelasan dari mereka,”lanjutnya.
Lebih lanjut dikatakan baha pendamping dari Dinas Perikanan pun tidak mengetahui angka yang di pertanyakan oleh para petani garam, dengan begitu para pendamping hanya bisa mememberikan jawaban bahwa mereka harus Tanya ke Pusat dulu.Tuturnya.
Ali Sadikin mencurigai bahwa kemungkinan besar Pemda Nagekeo melaui Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nagekeo dan para pendamping kelompok sudah melakukan konspirasi di antara mereka. Menurut Ali, bisa saja terjadi adanya permainan suku bunga bank, sehingga semua yang berkaitan dengan bantuan harus di lemparkan dan menunggu dari Pusat. Apakah Dinas dari Pusat harus menutupi dengan yang namanya bantuan?
“Bahkan sampai hari ini dari Dinas tidak pernah menyampaikan terkait besarnya Dana, biar bagaimanapun kami hanya mengharapkan proposal yang sudah kami buat dan kami tidak percaya lagi yang namanya janji-janji. Kami hanya membutuhkan plafon yang sudah kami buat itu,” katanya.
Lukman Sardi, petani garam lainnya juga mengharapkan agar Pemda harus lebih Transparan dalam melayani Petani Garam, Sehingga Para Petani Garam yang ada di Mbay bisa merasakan yang namanya Keadilan. Lukman berharap Para Pendamping Kelompok Tani Garam segara digantikan.
“Kami hanya bisa menyampaikan sudah seharusnya mereka terbuka dengan kami, yang paling penting bagi kami itu hanya Geo membran itu saja, sehingga pendamping segera digantikan kslsu tidak diganti kama kami akan begini terus, bahkan kami sangat membutuhkan pendamping yang professional sehingga kami bisa memahami secara baik dan benar, karena pendamping yang selama ini kami tidak percaya lagi, masih mending kami harus bicara dengan kentut dari pada harus bicara dengan mereka,” ketusnya. (Vhiand)