NTT-News.com, Kefamenanu – Cegah terjadinya Human Trafficking yang berkepanjangan di Kefamenanu, International Organization For Migration (IOM), dan Pemerintah daerah Kabupaten Timor Tengah Utara (Pemda TTU), bekerjasama memerangi Tindakan Pidana Perdangangan Orang (TPPO).
Koordinator Nasional Trafficking Indonesia, Amung Punderensih yang diwawancarai media ini, Kamis (30/05/2018) lalu, mengatakan IOM mensosialisasikan bahwa perang terhadap TPPO sudah dimulai, dan tujuan kerjasama Dengan pemda ini untuk membahas sejauh mana aksi pemerintah daerah TTU, dalam memerangi TPPO.
“Bagi IOM pencegahan adalah langkah utama, pencegahan ini bukan hanya di tingkat nasional tetapi berawal dari desa ke daerah hingga nasional,” kata Amung.
Sedangkan, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten TTU, Bernardus Totnay mengatakan, dengan kehadiran IOM, pemerintah setempat akan meluncurkan perda dan perdes tentang Perdangangan orang guna mencegah angka korban perdagangan di daerah TTU, serta kegiatan ini mensosialisakan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui akan bahayanya menjadi korban perdagangan manusia.
Ditambahnya lagi, susunan rencana ini akan dibawakan oleh IOM untuk diakomodir dan anggaran yang telah tersedia seperti apa nanti akan dikembalikan, dan keluarkan sesuai ketetapan SK bupati, sedangkan penanganan TPPO dan penempatan tenaga kerja akan dikoordinasi baik dari pencegahan, pasca penanganan, hingga pemberdayaaannya.
Bernadus berharap, kegiatan yang telah diusulkan ke IOM yang berkaitan dengan SOP, Perda dan Perdes tentang perdagangan orang dapat terealisasi, karena kepedulian akan korban human trafficking dengan membuat rumah aman yang intinya bahwa mensejahterakan mereka (korban trafficking).
“Migrasi adalah hak setiap orang, tetapi migrasi harus menjadi manfaat bagi semua orang (bennefit for all), agar tidak menjadi korban perdangan orang yang saat ini marak. Orang bermigrasi karena tuntutan ekonomi yang terbatas, cenderung orang pergi meninggalkan desa atau daerah untuk memenuhi taraf ekonomi, tanpa menghiraukan konsekuensi yang akan dialami,” ujarnya. (Laris)