NTT-News.com, Mbay – Pedagang Pasar Danga di Kota Mbay, Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo mendesak Pemerintah setempat untuk mengatasi masalah sampah yang berserakan di sepanjang ruas jalan pasar dan menimbulkan bau tak sedap. Sampah tersebut sudah hampir sebulan dibiarkan begitu saja tanpa ada petugas yang mengangkut sampah-sampah tersebut.
Kondisi sampah tersebut juga turut memperlambat arus transportasi dalam area Pasar Danga, hal tersebut diakibatkan ruas jalan menjadi semakin sempit akibat serakan sampah di sisi kiri dan kanan bahu jalan.
Tinus salah satu pemuda yang sudah lama berdagang dan berjualan di Pasar Danga tersebut saat ditemui NTT-News.com mengaku sampah yang berserakan itu hingga saat ini belum ditindaklanjuti oleh pemerintah seperti dinas teknis yang mengurus persoalan sampah dalam pasar ini.
Sampah terus bertumpukan dan hampir setiap hari bahkan berminggu-minggu. Sampah tersebut tidak diangkut oleh petugas kebersihan, akibatnya tumpukan sampah persis di badan jalan dekat Parkiran kendaraan roda empat maupun roda dua, Sementara jadwal pengangkutan sampah yang harus dilakukan petugas adalah hari Senin dan Jumad, namun hingga saat ini belum ada respon oleh petugas.
“Sampah yang bertumpukan sudah hampir satu bulan lebih tidak dibersihkan, dan tidak diangkut oleh petugas kebersihan, hampir setiap hari tumpukan sampah berserakan serta memicu aroma pasar menjadi tampak lebih kotor dan bau,” tandasnya.
Selain sampah, Pasar Danga Kota Mbay juga masih pelik dengan persoalan kolusi dan nepotisme, menurut Tinus saat penyerahan Lapak jualan, pemerintah cenederung melihat hubungan kekeluargaan dengan orang-orang yang cukup berpengaruh.
Dia mengisahkan bahwa Pemerintah saat itu hanya menghimbau kepada para pedagang untuk tidak ada seorangpun yang menjual dari Lapak yang sudah disediakan oleh pemerintah dan ruas jalan, namun sampai saat ini belum ada penanganan khusus dari pemerintah.
“Pemerintah sekarang tidak ada satu pun yang peduli mengurus pasar lagi, pemerintah Nagekeo saat peresmian pasar ternyata berbeda, setelah pasar Danga digunakan orang bukannya mau duduk di atas malah mau cari duduk di bawah, karna pemerintahan kabupaten Nagekeo istilahnya masih pakai sistim keluarga, ketika mau ditegur salah karena masih menghargai status, baik itu tanta, kakak, adik,” aku Tinus Jumat 2 Februari 2018.
Tinus juga mengharapkan kepada pemerintah untuk segera menata kembali pasar dengan baik dan menjual barang dagangan sesuai tempat yang sudah disediakan antara lain pemerintah harus menertibkan para pedagng yang berjualan tepat pada ruas jalan masuk pasar sehingga tidak menutup jalan orang lain yang datang untuk belanja. (vhiand)