
NTT-NEWS.COM, Kupang – Warga Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kecewa dengan pemadaman listrik secara terus-menerus mengubah nama Perusahaan Listrik Negara menjadi Perusahaan Lilin Negara (PLN). Sebut nama lain dari PLN ini sebagai bentuk sindiran dan kekecewaan warga dengan pemadaman yang terus terjadi.
Rasty, warga Kota Kupang, kepada media ini menyampaikan bahwa PLN itu bukan Perusahaan Listrik Negara lagi tetapi Perusahaan Lilin Negara. “Ini kan seperti lilin, kalau sudah habis dibakar pasti langsung mati. Ini kan tidak ada bedanya PLN yang orang bilang Perusahaan Listrik Negara,” ujar Rasty, Jumad (27/2) di Kupang.
Dia menjelaskan bahwa pemadaman listrik secara ini sangat lama dibandingkan dengan masa sebelumnya, listrik dipadamkan sejak pukul 09.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita, di sejumlah wilayah lain pemadaman bergilir juga terjadi pada pukul 17.00 hingga 00.00 Wita.
“Ini benar-benar seperti lilin, tapi anehnya PLN kalau menagih uang listrik melalui sms yang dikirim dari Telkomsel, menggunakan nada ancaman. Kalau tidak membyar listrik hingga tanggal 20 maka akan terjadi pemutusan. Bahasa itu kan sebagai bahasa kurang ajar,” tutur Ibu paruh baya itu di Kios Pangkas Rambutnya.
Sementara pihak PLN yang konfirmasi media ini, masih pada alasan yang sama seperti kemarin bahwa pemadaman listrik dilakukan akibat kelebihan daya yang harus ditanggung.
“PLN kekurangan daya sebesar 16,5 kilowaat (kw), dan saat ini kami hanya punya satu mesin di PLTU Bolok yang masih dalam masa pemeliharaan,” kata Paul Bola, Humas PLN Wilayah NTT.
Itu mungkin sebutan yang masih sopan buat pln. Karena selama ini pedaman listrik sangat mengganggu kami pelaku usaha kecil yang bergantung pada listrik. PLN bukan saja kurang ajar, tetapi biadab. Alasan pemeliharaan, dari dulu itu alasan yang sama. Alasan hanya punya 1 mesin, kalau tau begitu kenapa masih memaksakan pemasangan baru meteren listrik. biadab kurang ajar, babi anjing dan lain-lain yang berkaitan dengan hal bobrok dan menjijikan itu pantas di sandang PLN wilayah NTT.