NTT-News.com, Jakarta – ”Menumbuhkan semangat mencintai Tuhan Yesus dan Bunda Maria sepanjang masa,” tema yang diangkat dalam Sidang Nasional Pencak Silat Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) ke-VIII.
Sidang Nasional Ke-VIII tersebut bertepatan dengan peringatan hari Santo Ignatius Loyola dan bertepatan dengan umat muslim sedunia merayakan Idul Adha 1441 H.
Koordinator Nasional THS-THM Maria Selastiningsih, SE lewat pesan berantainya mengatakan, pada mulanya kegiatan sidang yang telah diubah nama dan designnya menjadi Retret Agung dengan nuansa religius lebih padat, dan yang menjadi agenda rutin ini, akan digelar dalam satu rangkaian kegiatan Kaderisasi Pelatih, di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Namun karena berada dalam masa pandemi Covid-19, maka kegiatan ini kembali diberi nama Sidang Nasional dan dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom,” ujarnya.
Sidang Nasional yang ke-8 ini dihadiri oleh lebih dari 70 orang pengurus Distrik/Wilayah/Ranting/ULK mewakili Keuskupan di Indonesia, para anggota Dewan Pendiri, para Romo Moderator, para mantan Koordinator Nasional dan undangan peninjau dari THS-THM RD Timor Leste.
Wanita pertama yang memimpin THS-THM periode 2017-2020 tersebut lebih lanjut mengatakan, Sidang Nasional diawali tepat pukul 13:00 WIB, diawali dengan pengarahan oleh Dewan Pendiri yang disampaikan oleh Romo Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi, Pr dilanjutkan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Koordinatorat Nasional (Koornas) THS-THM periode 2017-2020 dan para pengurus Koornas lainnya sesuai bidang layanannya masing-masing.
Setelah LPJ, dilanjutkan pandangan umum berupa laporan kegiatan dan tanggapan terhadap LPJ Koornas dari setiap Distrik/Keuskupan.
“Oleh karena Sidnas dihadiri oleh 34 Keuskupan, maka agenda ini menjadi sangat menarik meskipun memakan waktu yang lebih lama dari yang direncanakan. Pada umumnya setiap delegasi dapat menerima LPJ Koornas 100%. Beberapa delegasi sempat meminta LPJ diperbaiki, namun akhirnya dapat menerima penjelasan yang diberikan. Dengan demikian LPJ Koornas 2017-2020 dinyatakan diterima 100% oleh peserta Sidnas,” ungkapnya.
Sementara itu, anggota Dewan Pendiri THS-THM Romo Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi, Pr mengungkapkan, para anggota Dewan Pendiri, Romo Moderator, mantan Koornas dan peninjau dari Timor Leste dalam sambutan dan pandangan umumnya menyampaikan bahwa THS-THM sebagai organisasi kader memang belum sempurna namun tampak berusaha untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
“Beberapa kekeliruan terus berupaya diperbaiki, tidak hanya menanti permohonan maaf atas kekeliruan tetapi juga semangat memaafkan. THS-THM di era modern ini diharapkan lebih siap melayani kebutuhan gereja dan masyarakat,” paparnya.
Lebih lanjut Romo Luhur menjelaskan, dalam agenda pemilihan Koornas periode 2020-2023, sejumlah delegasi menyatakan agar Maria Selastiningsih beserta seluruh jajarannya masih dapat menjalani tugas sebagai Koornas. Namun, menyikapi hal tersebut, Dewan Pendiri lainnya Hari Purnomo menyampaikan bahwa proses kaderisasi harus terus berjalan dan sudah cukup anggota Dewan Pendiri sebanyak 2 kali turun tangan melayani sebagai Koornas yaitu Bambang Wahyudi dan Maria Selslastiningsih.
“Maka untuk saat ini mbak Nining akan ditarik kembali kedudukannya dari Koornas dan difungsikan kembali sebagai anggota Dewan Pendiri. Sementara akan ditugaskan anggota Dewan Pendiri lain yang akan mendampingi Koornas periode berikutnya,” jelasnya.
Menurut informasi yang dihimpun, karena dipandang belum terlalu siap secara mekanisme dan waktu yang tersedia, sementara itu Sidang memutuskan agenda pemilihan Koornas ditunda dan akan diselenggarakan pada 20 Agustus 2020, untuk memberi kesempatan setiap delegasi mempersiapkan anggota yang akan dicalonkan dan berkomunikasi kepadanya serta meminta kesediaan menjadi Koornas.
Sidnas berakhir sekitar pukul 19:30 Wita dan ditutup dengan doa yang dibawakan oleh Rm. Aloysius Matruty, moderator Distrik THS-THM Keuskupan Amboina yang saat ini sementara studi di Filipina.
Penulis : Laris Mataubana