NTT-News.com, Kupang – Pengusaha Muda asal Malaka, yang sukses di Kota Kupang, Frederikus Tahadi Bria ini memotivasi siswa/siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Kupang untuk mengambil peluang usaha sejak dini, tanpa harus menunggu selesai studi.
Lelaki yang akrab disapa Fredy ini, sukses dengan usaha awal menjadi tukang tambal ban sejak masih menjadi mahasiswa dan sekaligus sebagai aktivis di Kampus.
Dia menuturkan bahwa saat itu mestinya dia harus gensi dan malu sebagai mahasiswa yang harus bermandikan kotoran ban dan oli, namun niat sukses sangat kuat sehingga tetap fokus pada bianis tambal ban. Dia berharap agar para siswa memanfaatkan peluang usaha tanpa harus mengutamakan rasa gengsi sebagai anak baru gede.
“Saya dulu masih mahasiswa, pengurus BEM lagi, disuatu ketika ada nona yang mahasiswa juga di perguruan tinggi yang sama, saya gengsi memang tapi demi keinginan sukses saya, saya berusaha menyelesaikan pekerjaan saya sebagai tukang tambal ban secara profesional. Setelah selesai nona tegur saya, ini Kaka Fredy, saya bilang Ia. Ya gengsi tapi demi sukses saya tetap tekuni pekerjaan tambal ban,” kisahnya.
Tukang Tambal Ban yang telah berubah menjadi pengusaha Bengkel motor dan Toko Bangunan itu, meminta kepada siswa yang ingin sukses dan kaya tidak menunggu orang lain sukses baru mulai melakukan usaha yang sama, tetapi harus dimulai dari saat ini dengan semangat dan inovasi.
“Ketika ada kesempatan segera diambil, jangan tunda nanti, jika menunda maka peluang kita untuk sukses akan tertunda pula bahkan akan menjadi pekerja untuk tambah memperkaya orang yang kaya lebih dahulu,” kata aktivis GMNI itu pada Rabu 22 Agustus 2019.
Dikatakan, bahwa jika saat ini Kementerian memberikan kesempatan untuk memodali usaha dari para siswa SMA 4 maka peluang ini tidak boleh disia-siakan, sebab tidak semua sekolah memiliki kesempatan yang sama seperti saat ini.
“Pakai kesempatan ini untuk sukses dalam berwirausaha, oleh karena itu maka dibutuhkan pula perencanaan yang matang dan aksi yang nyata disertai komitmen kuat penuh inovasi sehingga bisa mencapai target untuk menjadi sukses dalam berwirausaha,” tandasnya.
Terkait modal dalam berwirausaha, dia menegaskan bahwa bisnis memang membutuhkan modal, namun modal yang paling utama adalah kemauan yang besar dan kuat. Jika hanya untuk coba-coba jangan harap cepat sukses.
Dia mengaku bahwa saat dirinya berada dihadapan para siswa untuk membagikan pengalaman menjadi pengusaha merupakan yang ketiga kali berada dihadapan para siswa, sementara untuk semua kalangan sudah berulang kali.
Siti Fauziah, guru sekaligus penanggungjawab program wirausaha SMA negeri 4 Kupang menuturkan, pihaknya mengundang Fredy sebagai motivator karena dirinya sangat paham bagaimana merintis usaha dari kecil hingga besar dan memiliki omset dimana-mana.
“Spesifikasi usaha dari Pak Fredy ini Bengkel dan Toko Bangunan, beliau sangat paham dan ahlinya tentang berwirausaha dibidang ini,” kata Fauziah.
Dia juga menjelaskan bahwa Fredy dihadirkan dengan harapan memberikan motivasi kepada siswa siswi sehingga dapat menyukseskan Program dari Dirjend Dikmen.
“Kita dapat dana bantuan Rp 100 juta untuk 21 Kelompok Wirausaha. Sehingga saat ini dilakukan pelatihan-pelatihan bagaimana siswa bisa berwirausaha,” jelasnya.
Dari 21 kelompok usaha siswa, setiap kelompok beranggotakan 3 orang siswa. Selain siswa SMA 4, ada juga tambahan siswa dari 6 sekolah imbas yang ada di Kota Kupang.
Dia berharap dari 21 kelompok ini bisa menghasilkan 21 varian wirausaha yg muncul dari SMA 4 Kupang, dan salah satunya adalah usaha di bidang perbengkelan.
Penulis : Rey M.