NTT-News.com, Kupang – Puluhan Pemuda asal Pulau Sumba yang tergabung dalam Aliansi Forum Pemuda Sumba Anti Korupsi menggelar aksi demontrasi dan long maerc dari Depan Kampus Undana Lama, Naikoten I hingga depan Mapolda NTT, Jumat (3/11/2017) siang.
Aksi tersebut sebagai bentuk protes mereka terhadap dugaan korupsi proyek pembangunan Pasar Waimangura di Desa Waimangura, Kecamatan Wawewa Barat, Kabupaten Sumba Barat (SBD).
Dalam aksi tersebut, meraka mendesak polisi agar segera memeriksa Bupati Sumba Barat Daya, Markus Dairo Talu.
“Kami minta polisi segera periksa dan tetapkan bupati sebagai tersangka, karena dugaan kami, Bupati yang ikut menentukan pemenangan tender proyek pasar Waimangura, bupati juga yang memerintahkan PPK untuk membuat laporan fiktif untuk mencairkan dana sebesar 80 persen dari pagu keseluruhan,” tegas koordinator aksi, Titus Molu.
Dia mengatakan, anggaran pembangunan pasar itu mencapai Rp 4,9 miliar pada tahun 2015 silam. Dalam kasus dugaan korupsi pembangunan pasar itu, polisi telah menetapkan dua orang tersangka, yakni Kontraktor dan PPK, namun hingga kini tidak ada kejelasan proses penyelidikannya.
“Perintah penyidikan yang dikeluarkan oleh Kapolres Sumba Barat dengan nomor : SPRINDIK/416.a/VII/2017/Reskrim. Kasus ini dilaporkan dengan bukti laporan polisi, Nomor : LP.A/PID/X/2016/NTT/RES/Sumba Barat Daya/Reskrim tanggal 24 Oktober 2016,” jelas Titus.
Kejaksaan Negeri Waikabubak, menurut Titus, juga telah mengeluarkan surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) dengan nomor SPDP/48/VIII/2017/Reskrim tentang penanganan kasus pembangunan pasar Waimangura sejak awal Agustus 2017. SPDP dari kejaksaan tersebut, kata Titus, seolah mengesampingkan kerja polisi yang telah lebih dahulu menangani kasus tersebut. “Polisi seolah tidak mampu menyelesaikan kasus ini,” papar Titus.
Sementara Koordinator umum, Laurensius M. Dadi mengatakan, proyek pekerjaan pasar Waimangura macet dan tidak rampung karena korupsi yang dilakukan secara terstruktur, masif dan sistematis. Diduga kuat, pencairan dana proyek mencapai 80 persen dari pagu anggaran keseluruhan berdasarkan perintah bupati kepada PPK.
Bupati SBD, Markus Dairo Talu juga memerintahkan untuk memanfaatkan pasar meski pengerjaannya belum rampung. Perintah bupati tersebut seolah ingin mengganggu proses penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut.
“Kami memandang bahwa Bupati Markus sedang berusaha menghalangi kerja aparat penegak hukum dan berusaha menghilangkan barang bukti,” tegas Laurens.
Oleh karena itu, Dia meminta pihak kepolisian tidak mendiamkan dan tidak takut menuntaskan kasus itu. “Kapolres tidak perlu takut dan bungkam agar masyarakat juga mengetahui informasi perkembangan kasus itu. Bukalah dengan menegakkan keadilan hukum, kami akan menjadi Garda terdepan Polisi jika ada yang ingin mengganggu disaat penegakan hukum itu benar-benar ditegakkan,” imbuh Laurensius.
Pada kesempatan itu juga, Laurensius meminta kepada Kepolisian agar serius menangani kasus tersebut, sebab jika dalam waktu satu Bulan kedepan tidak menunjukkan adanya kemajuan makan dirinya akan kembali turun ke jalan dengan massa dan jumlah yang lebih banyak lagi. “Kami tidak main-main, jika proses kasus ini tidak ada kemajuannya maka kami akan kembali turun kejalan dengan massa dan jumlah yang sangat banyak,” tegasnya
Sedangkan Wadir Intel Polda Nusa Tenggara Timur, AKBP Hidayat yang menerima perwakilan massa aksi menuturkan bahwa saat ini, pemuda Sumba belum bisa bertemu dengan Kapolda NTT karena hari ini adalah hari pendek dan Kapolda sedang beribadah.
Meski tak bertemu langsung dengan Kapolda NTT, dia berjanji akan menyampaikan semua hal-hal yang menjadi tuntutan dari Forum Pemuda Sumba Anti Korupsi. Baginya, persoalan Korupsi adalah musuh bersama, bagi pemuda Sumba maupun lembaga Kepolisian, sehingga jika benar ada indikasi Korupsi dan ketidakterbukaan Polres Sumba Barat maka pihaknya juga akan memanfaatkan cara lain untuk menelusuri persoalan ini.
“Tidak ada yang kebal hukum. Kami Polisi tetap kerja sesuai dengan SOP. Tidak takut pada siapapun, Jika Korupsi kami akan tindak tegas. Jika memang ada indikasi seperti yang disampaikan maka saya secara pribadi juga akan memanfaatkan anak buah saya yang ada disana untuk menelusuri kasus ini,” tandas Hidayat.
Kasubdit Penmas Humas Polda NTT Kompol, Anthonia Pah yang juga hadir mendampingi Wadir Intel Polda NTT tersebut menyampaikan bahwa dirinya juga akan menerima Tuntutan para pemuda Sumba dan di sampaikan Kepada Kapolda NTT. (george)