NTT-NEWS.COM, Kefamenanu – Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kefamenanu menderita sakit kepala hingga muntah darah setelah diberi sanksi oleh gurunya sendiri. Sanksi tersebut adalah membentukan kepala di Meja sebanyak 800 kali.
Siswa SMAN 2 Kefamenanu ini bernama Nelson Aleuf (17), mendapatkan hukuman dari gurunya bernama Yakobus Nahak. Yakobus memberi hukuman kepada murid terbilang tidak masuk akal, pasalnya ia menghukum murid dengan cara murid diminta membenturkan dahi ke meja sebanyak 800 kali.
Dari hukuman tersebut membuat Nelson harus di rawat intensif di sebuah rumah sakit setempat. Nelson mengalami pusing kepala dan muntah darah setelah ia melakukan hukuman tak wajar itu.
Peristiwa terungkap ketika seorang siswa kelas XII Lexi Tule yang merupakan teman dari Nelson mengaku bahwa Nelson dibawa ke rumah sakit setelah mengeluh sakit kepala yang disertai dengan muntah darah. Dan dari Lexi itulah keluarga baru mengetahui penyebabnya.
Dari penjelasan Lexi (21/9/15) menyebabkan Yakobus yang merupakan guru Bahasa Jerman pada sabtu pagi memberi hukuman kepada 22 siswa lainnya karena para murid gagal dalam menghafal doa dalam bahasa Jerman. Meski demikian, Yakobus sebelumnya juga pernah memberikan hukuman kepada murid untuk membenturkan dahi ke meja masing-masing sebanyak 80 kali. Kemudian 800 kali pada hari Sabtu (19/9/2015) lalu.
Dengan perlakuan seorang guru tersebut, cerita Lexi berlanjut bahwa mereka sudah melaporkan perbuatan guru bahasa Jerman kepada pihak sekolah bahkan mereka juga melaporkan ke pihak yang berwajib di Polres Timor Tengah Utara.
Yakobus siap jika harus mempertanggungjawabkan perbuatan itu, dari pernyataannya memang Yakobus telah memberikan hukuman kepada lima muridnya yang tidak mengerjakan PR, 23 siswa lolos dari hukuman karena telah mengerjakan PR. Sebelumnya, Yakobus meminta siswa untuk memilih hukuman sendiri, para siswa memilih untuk membenturkan kepala mereka ke meja masing-masing.
Kabag Humas Polres TTU Petrus Liy mengaku telah menerima laporan itu dari pihak keluarga. Ia mengungkap bahwa rencana kedua belah pihak dari Yakobus dan keluarga akan bertemu untuk menyelesaikan masalah secara damai setelah korban sembuh. ***
Sebatas Berita