
NTT-News.com, Mbay – Beberapa Warga Lema Mole – Lego Dusun 04, RT 017 Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, mengaku resah terhadap limbah kotoran ternak ayam boiler yang berada di tengah kawasan pemukiman penduduk.
Warga resah lantaran limbah kotoran ternak ayam tidak diurus pemilik peternakan dengan baik, sehingga menimbulkan bau tak sedap serta mengundang ribuan lalat dan tidak mengindahkan kesehatan bagi lingkungan warga tersebut.
Pemilik kandang ayam yang membuka usaha terkesan hanya mengambil untung saja tanpa memperhatikan masyarakat sekitar yang lebih dulu tinggal disana.
Bau busuk yang menyengat hidung dari kotoran ayam hingga ke rumah warga menjadi aroma tak sedap yang kerap dinikmati masyarakat. Bahkan dari bau busuk tersebut datangnya kerubunan lalat hingga ditakutkan menyebabkan menimbulkan penyakit.
Seperti dikeluhkan warga setempat yang gerah dengan keberadaan sejumlah kandang ayam. Salah satunya diketahui bisnis ayam tersebut ini milik Kasianius Sebho, yang keberadaan kandang ayam tersebut jaraknya dengan rumah warga kurang lebih sekitar 10 meter, sedangkan rumah pemiliknya jauh dari kandang ayam terkesan dibuat jauh dari rumahnya untuk luput dari bau kotoran ternak.
Andi (27) warga sekitar, mengeluh tidak bisa bernapas menikmati udara segar karena adanya bau yang tak sedap dari kotoran ternak ayam boiler. Apalagi jaraknya antara kandang ayam dan rumah sekitar 10 Meter lebih.
“Yang rasakan bukan hanya saya tapi semua orang yang melintas melalui jalan tersebut juga ikut merasakan baunya. Apalagi rumahnya saya (Andi) langsung berdekatan dengan kandang ayam,” akunya, Senin 18 Februari 2019.
Yang lebih parah lagi saat panen dipastikan ribuan lalat akan berkeliaran di rumah-rumah warga, sementara pengusaha ternak tidak pernah memberikan antisipasi terhadap masalah tersebut.
“Setiap panen ayam selalu saja warga harus menanggung bau dan lalat di sana-sini akibat usaha ternak itu,” kata warga lain bernama Thomas Andreas Ndoa
Ia menjelaskan, jika panen dilakukan, warga tidak berani membuka pintu dan jendela rumah, karena jika terbuka sebentar saja lalat langsung menyerbu masuk ke rumah. Peternakan ayam boiler ini sudah tidak pantas lagi berdiri di daerah ini sebab berada di sekitar pemukiman warga.
“Yang saya tahu lokasi untuk usaha izin ternaknya harus berjarak minimal 2.000 meter dari pemukiman warga, sementara usaha ternak ayam ini hanya berjarak puluhan meter dari pemukiman warga,” ungkapnya.
Warga berharap, Pemerintah Desa Aeramo dan Pemerintah Kabupaten Nagekeo segera menutup usaha ternak ayam yang sudah merugikan warga sekitar, karena sudah membuat warga resah dan tidak nyaman dengan ada perusahaan ternak ayam yang menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan warga.
Pantauan NTT-News.com di lapangan, lokasi usaha ternak kandang ayam tersebut sangat berdekatan langsung dengan pemukiman warga, sehingga beberapa warga sudah merasa resah dan disuguhi aroma tak sedap yang sangat menyengat dan serangan ribuan lalat.
Hingga berita ini diturunkan, Wartawan Media online NTT-News.com belum bisa menghubungi pemilik peternakan ayam tersebut.
Penulis : Nasan Kua
Editor: Rey Milla