NTT-News.com, Kefamenanu – Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Sau Fernandes sangat responsif terhadap kasus human traficking yang dialam oleh Dolfina Abuk (30) warga Desa Kotafoun, Kecamatan Biboki Anleu, TTU yang meninggal di Malasyia dengan banyak jahitan di sekitar tubuhnya.
Hal ini dilihat dari kepedulian Ray Fernandes yang membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus human traficking yang dialami oleh warganya.
“Kita Sementara bentuk tim khusus untuk menyelidiki dan menangani kasus perdagangan manusia ini sampai tuntas,” ungkap Ray Fernandes saat didatangi keluarga korban di ruang kerjanya, Rabu (20/04).
Saat ditemui NTT-News.com, Senin 25 April 2016, Raymundus mengatakan, penyidikan kasus perdagangan manusia dan berujung duka bagi keluarga Dolfia Abuk, Pemerintah Daerah TTU akan gandeng berbagai pihak untuk mengusut tuntas kasus kematian Dolfina.
“Untuk mengusut kasus ini, kita tidak akan berjalan sendiri namun saya akan tuangkan dalam surat keputusan Bupati terkait penangan masalah ini serta melibatkan LSM, Kepolisian dan Pers,” tuturnya.
Selain mengusut kasus kematian warganya, Raymundus meminta menghentikan perekrutan Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Timor Tengah Utara, karena perekrutan tersebut dianggap syarat masalah.
Untuk diketahui juga, hingga jenaza korban human traficking, Dolfina Abuk dipulangkan dari negeri Jiran dan dikebumikan belum ada tindakan dari pemerintah provinsi yang berarti untuk menelusuri kasus tersebut. Sekalipun demikian Bupati dua periode ini tetap langsung melaporkan kasus ini ke Polres TTU. (peter)
Lanjutkan Bapak Bupati,…..Saya orang daerah juga tapi sekarang merantau dijakarta,…saya banyak melihat orang2 kita yang dari daerah terutama perempuan banyak yg dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di pulau jawa, tapi umur mereka mungkin belum layak untuk mencari nafkah. Karena umur mereka sekitar 15 kebawah.