
NTT-News.com, Kupang – Bupati dua Periode Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Sau Fernandez mengaku hingga saat ini masih mendapat diberi uang saku dari ibunya Margaretha Manhittu. Kebiasaan itu Raymundus sudah berlangsung sejak dia menjadi Wakil Ketua DPRD TTU, Wakil Bupati TTU hingga menjadi Bupati periode kedua. Uang pemberian ibunya itu merupakan hasil dari berbagai dan beternak.
”Mama itu hingga saat ini masih terus memberi saya uang. Mama bilang ini hak kamu sebagai anak saya. Kebiasaan mama ini sudah berlangsung lama sejak masih kecil hingga masuk dunia politik,” Kata Raymundus kepada wartawan dalam sebuah diskusi dikediaman pribadinya, Senin, (26/11/18).
Raymundus sempat menolak pemberian uang saku oleh ibunya. Namun dirinya tak kuasa menolak sebab ibunya beralasan uang saku tersebut adalah haknya sebagai anak.
”Saya sempat menolak uang pemberian dari mama tapi mama tetap kasih ke saya. Mama bilang itu hak kamu sebagai anak. Yah, sebagai anak saya menerima itu walaupun saya sudah punya penghasilan sendiri,” kata Alumni GMNI Kupang ini.
Raymundus mengatakan setiap pulang berjualan hasil bumi di pasar, ibunya selalu menyisihkan uang saku bagi dirinya dan saudara kandungnya. Selain hasil bumi, Raymundus mengatakan ibu juga memelihara ternak. Dari hasil jual ternak dia dan saudara-saudaranya juga mendapat tambahan uang saku.
Anak sulung dari keempat bersaudara itu juga menambahkan, dirinya pernah melarang ayah dan ibunya untuk bekerja karena sudah memasuki usia tua. Usia dari Ibu Margaretha Manhitu saat ini 78 Tahun sedangkan ayahnya Yakobus Manuel Fernandes memasuki usai 84 tahun.
Tapi kedua orangtuanya itu menolak permintaan Raymundus. Kedua orgtuanya beralasan bahwa semua yang didapatkan saat ini berawal dari bertani.
“Mama dan bapa bilang, kamu sampai sekolah itu karena bapa dan mama kerja jadi petani lalu jual hasil pertanian dan beternak ke pasar. Apa lagi mereka masih mengaku mampu mengerjakan pekerjaan ini,tutut Ray.
Dia juga mengisahkan bahwa saat ini usia orangtuanya bukan lagi masih muda namun masih kuat untuk datang sendiri ke pasar untuk berjualan hasil pertanian.
“Dulu itu mama selal pikul hasil pertanian dan hasil karya tangannya, seperti Periuk tanah untuk bawa ke pasar, sedangkan bapa sampai sekarang masih kuat untuk panjat kelapa. Bapa bilang masih kuat,” ujarnya. (Rey)