NTT-News.com, Kefamenanu – Pembangunan Kantor Desa Oemanu, Kecamatan Biboki Anleu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mangkrak.
Pasalnya anggaran dana desa jutaan rupiah yang dialokasikan untuk membangun Kantor Desa tahun 2016 diduga terjadi adanya penyimpangan anggaran, atau di duga kades menggelapkan dananya. Pembangunan Kantor Desa Oemanu banyak mendapat sorotan dari pihak masyarakat setempat.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini yang dilansir disebuah media online infontt.com, sampai saat ini kantor desa tersebut tidak selesai dikerjakan atau mangkrak di tengah jalan. Proyek pembangunan Kantor Desa yang dianggarkan dari pagu anggaran Dana Desa (ADD), untuk pembangunan Kantor Desa. Namun, keadaannya sampai sekarang hanya baru selesai tidak mencapai lebih dari 50% serta tidak dikerjakan lagi.
Salah satu tokoh masyarakat, yang adalah sumber terpercaya kepada media ini yang tidak ingin menyebutkan namanya mengaku kesal dengan kinerja kerja kades Oemanu bersama perangkatnya.
“Padahal Kantor Desa sangat penting sebagai pusat pelayanan kepada masyarakat, apalagi anggaran sudah dikeluarkan untuk pembangunan kantor tersebut,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pembangunan tersebut sudah dianggarkan tapi tidak kunjung selesai. Padahal keberadaan Kantor Desa yang refresentatif akan jadi kebanggaan masyarakat setempat.
“Saya heran pembangunan Kantor Desa tak selesai, padahal kami sangat berharap memiliki kantor yang lebih refresentatif untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada kami selaku masyarakat dan juga kebanggaan kami sebagai warga Desa Oemanu,” ujarnya.
Ia berharap untuk semua dinas terkait kabupaten TTU untuk segera turun memeriksa pekerjaan yang belum selesai. Karena pembangunan gedung dari tahun 2016 sampai sekarang juga belum selesai.
Sementara itu, kepala Desa Oemanu Silvester Tabesi Usboko, sampai berita ini diturunkan belum berhasil di konfirmasi, Meskipun awak media sudah berusaha menghubunginya baik lewat telepon seluler, mendatangi kantor bahkan sampai mendatangi rumahnya.
Penulis: Laris Mataubana