NTT-NEWS.COM, Kupang – Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Pangalinan bakal berhadapan dengan Komisi IV DPRD setempat terkait masalah pengurangan volume pekerjaan pada Proyek Drainase di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Anggota Komisi IV DPRD NTT, Viktor Lerik yang ditemui wartawan, Jumad (11/9) menduga bahwa proyek yang dikerjakan oleh PT Bukidalam Barisani dan diawasi oleh Bidang Cipta Karya Dinas PU, ada yang tidak beres baik itu dari pengawas dinas.
“Itu pasti ada yang tidak beres sehingga Kabid Cipta Karya, Frans Pangalinan marah-marah. Apalagi menebar ancaman kepada wartawan yang hendak melakukan konfirmasi terkait proyek drainase yang dikerjakan oleh PT Bukidalam Barisani,” kata Viktor.
Menurut Viktor, pernyataan Kabid Cipta Karya yang mengancam tidak memberikan proyek ke kampung halaman kedua wartawan itu tidak berdasar, karena soal penganggaran bukan beradasarkan atas usulan dirinya yang akan lebih dipertimbang oelh dewan, tetapi berdasarkan kebutuhan masyarakat.
“Dia jangan ancam begitu, memangnya itu uang yang mau dipakai untuk proyek pembangunan dia punya milik.?,” tutur Viktor mempertanyakan sikap dari Sang Kabid yang naik pitam dengan wartawan beberapa hari lalu.
Terkait perubahan Volume Pekerjaan dan diarahkan pada pekerjaan lain, menurut Viktor, hal itu sudah sangat menyalahi aturan. Dia mengibaratkan, uang yang diperuntukan membeli nasi padang, ditukar dengan bakso, adalah hal yang salah.
“Jika negara memberi uang untuk membeli nasi padang, maka tetaplah harus nasi padang yang dibeli, jangan mengambil uang untuk membeli bakso lagi, karena kesepakatan Nasi Padang, ya harus nasi padang. Sama dengan proyek ini, kalau anggaran Rp 2,4 Miliar itu untuk proyek drainase, jangan dialihkan lagi ketempat yang lain. Ini jelas ada yang ada mafia dan berkaitan dengan marah-marahnya Frans Pangalinan,” ungkap Viktor.
Sebagai pemimpin, lanjutnya Ia harus bersikap bijak bukan arogansi yang ia pertontonkan. Dengan tindakan seperti itu masyarakat bisa menilai ada kebobrokan dibalik pekerjaan Drainase tersebut. ”Kenapa sikap dia seperti itu, pejabat harus bijak tetapi kalau dia bersikap arogan maka masyarakat bisa berpikir ada kesalahan dalam pekerjaan itu makanya dia marah-marah,” jelasnya.
Anggota DPRD asal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini berjanji dalam waktu dekat akan segera memanggil Kabid Cipta Karya untuk dimintai keterangannya terkait proyek tersebut dan tindakannya. ”Saya akan sampaikan ke teman-teman komisi dan akan segera panggil kabid itu,” kata Viktor. (lm)