NTT-News.com, Surabaya – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan para pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya masih memiliki hubungan keluarga.
“Pelaku ini diduga satu keluarga yang melakukan serangan. Dari tadi pagi, tim alhamdulillah sudah [melakukan investigasi],” kata Tito di Surabaya, Minggu (14/5).
Tito menjelaskan satu keluarga yang terdiri dari ayah-ibu dan empat anaknya itu melakukan pemboman di tiga gereja.
D bersama istrinya K dan dua anaknya, berangkat menggunakan Toyota Avanza yang telah dipasang bom. Mobil dikendarai oleh orangtua berinisial D.
Awalnya D menurunkan (mendrop) istrinya berinisial K dan dua anak perempuannya FS (12) dan VR di gereja di GKI jalan Diponegoro, dan kemudian D membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta.
Sementara itu, dua anak laki-laki pasangan D dan K, berinisial Y dan Ir, berangkat sendiri menggunakan motor ke gereja Santa Maria.
“Semua adalah serangan bom bunuh diri,” kata Tito.
Menurut Tito, ledakan paling besar terjadi di Gereja Pantekosta, karena menggunakan bom mobil. Setelah semua keluarga di drop, D kemudian meledakan mobil tersebut di Gereja Pantekosta.
Tito belum dapat memastikan latar belakang kelompok tersebut, namun, dia mengatakan mereka tak lepas dari kelompok JAD dan JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia.
“JAD dipimpin Aman Abdurrahman. Kelompok satu keluarga ini terkait JAD Surabaya. Aksi ini kita duga motifnya, ISIS ini ditekan oleh kekuatan dari Barat, Rusia, kemudian memerintahkan semua jaringan di luar, untuk melakukan serangan di seluruh dunia,” kata Tito. (CNN)