
NTT-NEWS.COM, Oelamasi – Petani sayur di Kelurahan Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Labupten Kupang mengeluhkan anjloknya harga sayur jenis kol (kubis) di Pasaran. Keluhan itu disampaikan Martinus Jho, kepada NTT-News.com Rabu, (30/9) di lahan sayurnya.
“Tahun lalu harga sayur kol di pasar Oesao Rp 5000 perbuah, sekarang turun dari Rp 3000 hingga Rp 1000, tapi sekarang harga sudah terlalu jauh di bawah ama, bahkan kalau waktu jualan sudah sampai siang, kami terpaksa jual dengan harga 500 baru laku, supaya dapat kurangi kerugian,” ungkap pasrah Martinus Jho dengan nada pasrah.
Menurut Martinus, persoalan jatuhnya harga sayur kol dipasaran, hampir merata dirasakan seluruh petani, akibatnya seluruh petani merugi hingga jutaan rupiah. “Kalau dibanding dengan biaya, bibit, pupuk, minyak semprot, uang bensin untuk isap air, waktu kerja, dan lainnya, kami sangat rugi,” tuturnya.
Dikatakannya, jika dipikirkan dengan biaya operasional selama proses pemeliharaan sayur sudah pasti dirasa sangat mencekik hingga batang leher. “Ini harga pung turun cekik katong pu batang leher, tapi mau bilang apa ama, kami hanya pasrah,” katanya.
Dikatakan juga bahwa penyebab terjadinya penurunan harga itu adalah ketiadan stok pupuk sehingga perkembangan sayur tidak maksimal yaitu buahnya kecil, kedua harga di pasar dipermain para tengkulak. “ini perlu dievaluasi para pengambil kebijakan dan orang-orang berkompeten,” jelasnya.
Sementara petani lainnya, Robert Riwu, meminta perhatian serius dari pemerintah dan DPRD Kabupaten Kupang sehingga persoalan harga tidak dipermainkan oleh tengkulak dan penyaluran pupuk tidak selalu bergantung pada proses RDKK. (Geo)