NTT-News.com, Kefamenanu – Peningkatan jalan rabat sepanjang 234 Meter di desa Oehalo, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mangkrak.
Peningkatan jalan rabat sepanjang 234 Meter, dengan dana 101.114.300 adalah dana dari tahun 2018 dan sampai saat ini peningkatan jalan rabat tersebut masih mangkrak.
Wakil Ketua BPD, Petrus Sito saat di temui media beberapa waktu lalu dirinya mengungkapkan, kalo dia (wakil ketua BPD) bersama dengan anggota BPD lain dan masyarakat, telah bertemu dengan Kepala Desa guna menanyakan terkait pembangunan jalan rabat tersebut.
Pasalnya, masyarakat pada umumnya sudah mengeluh bahkan demo ketua BPD tapi ketua BPD juga mengelak tidak tau dan mengarahkan masyarakat ke kepala Desa terkait pembangunan jalan yang tak kunjung di kerjakan dari tahun 2018.
“Kami semua masyarakat ke bapa Desa pun rumah, pi bahas 2018. Saya (wakil ketua BPD) bilang, Bapa Desa rabat ini kira-kira bagaimana, terus Bapa Desa menyahut, untuk jalan ini tinggal air saja, tinggal nanti saya masih hubung bos (suplayer),” Ungkap Sito, (17/12/2019) lalu.
Dirinya juga menjelaskan, kalo Dana 2019 sampai saat ini belum cair pasalnya Surat Pertanggungjawaban (SPJ) 2018 tidak lengkap dan belum selesai.
“Dana 2019 belum cair karena SPJ belum lengkap,” jelasnya.
Selain itu Sito menambahkan, kalo mereka (Wakil Ketuaetua BPD, masyarakat, dengan pendamping) telah membuat surat pernyataan. Apabila Dana 2019 mau dicairkan, persoalan dana 2018 harus diselesaikan.
“Dari situ kami mulai buat surat pernyataan, dari tanggal 22 sampai 29 November proyek 2018 harus selesai,” tambahnya.
Selain Itu kepala Desa Oehalo, Marselinus Hanoe saat ditemui dirinya menjelaskan, mangkraknya peningkatan jalan rabat tersebut disebabkan karena kurangnya penyediaan air dari suplayer. Padahal dari pihak Pemdes sudah menyetor uang sebesar Rp.69 juta kepada suplayer.
“Itu saya sempat suruh ketua TPK dengan anggota turun ke penyedia bahan, tapi dia (penyedia bahan) mengiyakan, ia, ia, besok bilang besok sampai terbawa,” jelas Kades.
Pantauan media ini, sampai 2020 ini, sudah dua tahun pengerjaan jalan tersebut belum selesai.
Penulis: Fridus