NTT-NEWS.COM, Kupang – Masalah dana Tantiem untuk direksi Bank Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jasa Produksi (Jaspro) untuk karyawan Bank NTT sebesar Rp 9,1 miliar yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjadi masalah yang sedang serius ditanggapi berbagai pihak.
Mantan Dirut Bank NTT Amos Corputy yang juga salah pemegang saham di bank tersebut, menyarankan agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera melakukan Audit Khusus kepada Bank NTT.
Dia juga menyarankan agar para pemegang saham segera juga mengadakan RUPS Luar Biasa untuk menggantikan Direksi yang bermasalah terkait temuan BPK itu. “Kalau sampai ada temuan, berarti ada yang tidak beres dan harus dipertanggungjawabkan,” kata Amos, Kamis (12/2).
Menurut Amos, dana tantiem dan Jaspro diberikan kepada karyawan. Dana Tantiem dan jaspro sudah merupakan hak mereka yang diberikan setelah diaudit dan disetujui RUPS Bank NTT. Namun, jika dalam pembayaran ada masalah, maka menjadi tanggungjawab manajemen.
Selain dana tantiem dan Jaspro, katanya, masih banyak masalah di Bank NTT yang harus dimintai pertanggungjawaban para direksi. Misalnya, pengangkatan pejabat yang hanya mengikuti selera tanpa diikuti aturan yang ada.
Sementara itu Komisaris Utama Bank NTT, Fransiskus Salem mengatakan, rekomendasi yang dikeluarkan BPK sudah disampaikan dan akan ditindaklanjuti dewan direksi.
“Saya tidak hafal, rekomendasi dari BPK seperti apa? Intinya, ada beberapa hal yang harus diselesaikan direksi termasuk masalah kepegawaian dan beberapa temuan lainnya,” katanya.