NTT-News.com, Kefamenanu – Pembangunan kolam renang di hutan Oeluan Wilayah Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU, mengancam masyarakat mengalami kegagalan panen.
Pembangunan kolam yang di bangun oleh dinas Kehutanan UPTD Kefamenanu, dapat menyebabkan debit air yang mengalir ke persawahan Aen Mau seluas 100 hektare lebih di Desa Bijeli dan Desa Nifuboke tidak lancar sehingga mengakibatkan masyarakat terancam gagal panen karena terjadinya kekeringan.
Ketua Keluarga Mahasiswa Matoub Mafit Noemuti (KM3N) Gregorius Bai saat di temui Wartawan, dirinya menuturkan, maksud dan tujuan gelar aksi dan audiens dengan DPRD TTU karena masyarakat sangat resah dan di rugikan dengan pembangunan kolam renang tersebut.
“Dengan tindakan yang dibuat oleh UPT Kabupaten itu meresahkan masyarakat, karena dengan sumber mata Air itu masyarakat bisa mengelola sawah di persawahan Aen Mau,” tutur Ketua KM3 di Gedung DPRD, Kamis, (13/02/2020).
Selain itu, Tefa Soni salah satu warga Bijeli kepada wartawan, menurutnya pembangunan kolam tersebut sangat merugikan masyarakat Noemuti pada umumnya. Maka dirinya berharap agar pemerintah segera membongkar kolam renang tersebut.
“Menurut saya itu sangat merugikan masyarakat, oleh karena itu kami minta kepada masyarakat kalau boleh membantu kami sehingga bak yang sudah di bangun oleh UPT dinas Kehutanan dibongkar,” jelas Soni
Selain itu Ketua DPRD TTU Hendrik F. Bana menjelaskan, persoalan tersebut akan ditindak lanjuti sesuai prosedur yang berlaku.
“Tentunya kami harus bersurat kepada pemerintah untuk menyampaikan hal ini dalam rangka melakukan langkah-langkah ril, kongkrit dan menyikapi persoalan yang terjadi di lokasi yang di sampaikan,” jelas Ketua DPRD.
Dirinya menambahkan, tanggal (20/2) akan panggil pihak UPTD untuk mengklarifikasi kebijakan yang mereka (UPTD) lakukan dengan membangun kolam renang yang menurut masyarakat sangat merugikan.
“Kami akan panggil mereka (UPDT) dulu untuk meminta klarifikasi mereka berkaitan dengan kebijakan pembangunan yang mereka lakukan dan menurut masyarakat mereka rugi, mereka kehilangan lahan akibat air itu di tutup,” tambah Ketua DPRD.
Penulis : Fridus