EkbisNews

Pelaku Usaha di Kota Kupang Keluhkan Pemadaman Listrik

×

Pelaku Usaha di Kota Kupang Keluhkan Pemadaman Listrik

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
Ilustrasi

NTT-NEWS.COM, Kupang – Warga Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali mengeluhkan pemadaman listrik secara bergilir yang terjadi akhir ini. Pengeluhan itu mayoritas datang dari pelaku usaha seperti pengusaha salon dan pengusaha warung internet (Warnet).

Mateus Kaka, salah satu karyawan salon pangkas Rambut di bilangan Oesapa menuturkan bahwa pemadaman listrik yang terjadi tanpa menentu waktunya membuat pendapatannya menurun drastis hingga 50 %. “Listrik padam terus tidak menentu, kadang padam siang, kadang juga padam di sore hari. Kalau listrik padam penghasilannya berkurang sampai 50 persen,” kata Mateus, Kamis (23/4/15) di Kupang.

Mateus tidak saja mengeluhkan pemadaman listrik yang mengganggu aktivitasnya, tetapi dirinya juga mengeluh karena alat elektronik yang digunakan ada yang rusak akibat pemadaman mendadak. “Ini ada alat yang tiba-tiba mengeluarkan asap karena listrik mati hidup,” ujar Mateus.

Dia juga menuturkan bahwa saat memotong rambut pelanggannya, tiba-tiba listrik padam menyebabkan beberapa pelanggannya botak sebelah. “Kadang ada yang rambutnya pendek sebelah kalo listrik tiba-tiba padam, setelah listrik nyala lagi baru lanjut pangkas. Ini kan menunggu lama lagi,” paparnya.

Sedangkan pengusaha Warnet, Robert dibilangan Penfui Kota Kupang juga mengeluhkan terjadinya pemadaman listrik yang tidak sesuai dengan jadwal yang diumumkan melalui media massa oleh Pembangkit Listrik Negara (PLN) Area Kupang.

“Di media cetak katanya listrik padam dari pikul 15.00 hingga pukul 22.00 wita, tetapi siang hari juga terjadi pemadaman. Ini sangat merugikan kami sebagai pelaku usaha yang bergantung pada listrik,” tuturnya.

Robert meminta agar PLN lebih konsisten dengan pemadaman listrik dan segera mengatasi persoalan devisit daya di PLN Kupang. “PLN juga harus kerjasama dengan semua media, baik itu cetak elektronik dan media online supaya semua masyarakat tau,” sarannya.

Saran ini bukan tidak berdasar, lanjutnya, masyarakat Kota Kupang tidak semua membaca media cetak, mendengar radio. “Masyarakat sekarang suka baca media online karena lebih simpel jadi bisa bangun kerjasama juga dengan mereka, atau menggunakan sms Broadcast,” tuturnya. (lm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *