Lintas NewsNews

Paroki St. Petrus Martir Ndora Tolak Kampanye di Komleks Gereja

×

Paroki St. Petrus Martir Ndora Tolak Kampanye di Komleks Gereja

Sebarkan artikel ini
Plang atau Papan Larangan Kampanye di Kompleks Gereja
Plang atau Papan Larangan Kampanye di Kompleks Gereja

NTT-News.com, Mbay – Plang atau papan kecil dengan tulisan “Kompleks Gereja tidak untuk Kampanye” yang ditempel pada pintu gerbang masuk menuju Paroki-gereja St. Petrus Martir Ndora, Kabupaten Nagekeo Kecamatan Nangaroro, Desa Ulupulu, mengingatkan kepada para calon bupati maupun calon Gubernur agar tidak melakukan kegiatan kampanye yang bersifat politik di kompleks gereja.

Tulisan tersebut sekaligus mengajak, menghimbau serta mengingatkan kepada seluruh komponen masyarakat maupun umat stasi paroki untuk tidak ikut serta dalam mengkampanyekan atau tidak boleh menjadikan kopleks gereja sebagai media untuk berkampanye.

Pastor Paroki St. Petrus Martir Ndora Romo Paskalis Baba.Pr saat ditemui Ntt News.Com mengaku ada beberapa calon Gubernur NTT seperti Viktor Bungtilu Laiskodat yang pasangannya yakni Yosep Nai Soi, bahkan calon Gubernur Beni Kabur Harman juga meminta untuk melakukan sosialisasi sekaligus bertemu dan bertatap muka bersama masyarakat Ndora.

“Kalau calon Gubernur NTT datang pada masa-masa sebelum kampanye itu bisa saja dilaksanakan. tetapi kalau Calon Gubernur NTT datang pada masa kampanye yang tersisa hanya beberapa bulan saja, saya sebagai pastor paroki tdak mengindahkan permintaan tersebut. Apalagi memasang atribut seperi baliho dan stiker. Bahkan tadi malam saya menyuruh anak-anak OMK untuk mencabut atribut-atribut dari setiap paket seperti baliho baik dari calon gubernur maupun dari pasangan calon Bupati, dan saya meminta kepada anak OMK untuk memasang tulisan tersebut agar para calon Gubernur maupun calon bupati tau dan tidak ada satupun yang datang untuk melakukan kegiatan yang bersifat politik atau kampanye disini,” tandas Pastor Pakalis, Minggu 29 April 2018.

Romo Paskalis juga menambahkan, terkait aturan sudah seharusnya dipegang oleh semua orang sehingga masyarakat ataupun umat tidak termanipulasi akan politik praktis.

“Satu saja kami sudah tolak apalagi yang lain. Kalau ada calon yang mau datang secara pribadi untuk bertemu pastor paroki, itu tidak menjadi sebuah masalah, tetapi kalau sampai mengumumkan sampai ke mimbar atau mengumpulkan masa, saya sebagai pastor paroki tetap akan menolak permintaan tersebut, sebagai pastor paroki saya tetap berpegang pada prinsip dan Gereja harus berada pada posisi Netral,” tegasnya.

Romo Paskalis mengharapkan kepada seluruh komponen masyarakat maupun umat stasi dari setiap desa, agar tetap menjalin hubungan baik antar sesama dan tidak menimbulkan perselisihan antar desa dengan desa yang lain, antar kampung dengan kampung, antar keluarga dengan keluarga maupun perselisihan yang mengakibatkan persaingan yang tidak sehat antar sesama tim dari setiap paket.

“Saya berharap umat harus matang dalam berpolitik, matang dalam mempertimbangkan pilihan-pilihan supaya kita jangan terus menerus memilih orang yang tidak punya kemampuan untuk memimpin atau memilih hanya karena ada hubungan emosional seperti hubungan keluarga, hubungan darah, tetapi haruslah memilih orang yang benar-benar terbaik,” katanya. (Vhiand)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *