
NTT-News.com, Tambolaka – Ketua Yayasan Tunas Timur (Tutim), Dr. Soleman Lende Dapa (SLD) melakukan kunjungan untuk memantau lebih dekat Pembangunan Gedung SMP Waliate di Desa Waliate-Kecamatan Wewewa Barat-Sumba Barat Daya (SBD) yang sedang dibangun sekaligus memastikan para guru, komite dan siswa serta komunitas masyarakat sekitar kompak menjaga keberlanjutan sekolah dimaksud.
Dalam kunjungan itu, SLD yang didampingi para Kepala Sekolah dari wilayah Kodi, Loura, dan Wewewa. Tak Ketinggalan Kepala SD Waliate dan SMA Waliate, dan mereka disambut secara adat Sumba. Pada kesempatan itu ada harapan dari masyarakat, orangtua siswa dan Komite sekolah agar SLD tetap membulatkan tekad maju menjadi calon Bupati Sumba Barat Daya meskipun bukan dari Partai Politik.
Para Kepala Sekolah saat itu mengungkapkan rasa bangga mereka berada dibawa naungan Yayasan Tunas Timur yang dipimpin seorang ketua umum bergelar doktor basic pendidikan. “Beliau selama ini telah mengangkat kami dari sarjana yang tidak diterima dimana-mana, saat ini beberapa menjadi Guru Tetap Yayasan bahkan menjadi Kepala Sekolah di sekolah yang ia pimpin,” tutur Kepsek Waliate, Solfie, S. Pd pada saat itu.
Bagi mereka, SLD adalah pembimbing dan pendorong yang baik dalam menggapai cepat yang tidak pernah terpikirkan. “Sungguh kami temukan pemimpin rendah hati yang mampu membentuk kami dan sangat dekat dengan kami, sehingga sekalipun kami punya saudara kandung yang masuk calon bupati dan atau calon gubernur, kami pastikan bahwa tetap berada dengan bapa SLD. Kami doakan SLD bisa cepat putuskan calon wakil bupati di SBD dan maju melalui jalur Indenpende, semua guru, komite, orangtua, siswa dan keluarga kami serta kenalan kami dari 55 sekolah di SBD dan 13 sekolah di Waingapu kerja keras utk SLD. Kami dukung saja karena kasih kami kerja tetapi karena bapa SLD punya kemampuan,” ujar Solfie, yang sambut tepuk tangan orangtua siswa dan hadirin lainnya.
Menanggapi suara hati para kepala sekolah, komite dan orangtua siswa, SLD menyampaikan bahwa tujuan kedatangannya di Sekolah itu guna mendengarkan secara langsung kondisi pembelajaran dan sekaligus mendorong kerja gotong royong sebagai warisan leluhur dalam membangun komunitas, daerah bangsa dan negara.
“Tujuan saya seperti itu, namun setelah sampai disini, dan ternyata kepala sekolah, guru, komite dan orang tua siswa mengharapkan saya maju sebagai calon Bupati maka saya anggap itu sebagai dukungan tulus bukan karena apa-apanya tetapi karena melihat ada kemampuan dalam diri saya untuk membangun SBD ini ke arah yang lebih baik,” tandasnya.
Yang paling penting, lanjutnya, guru sebagai agen keselamatan dalam pikiran, tutur kata dan perilaku sesuai dengan budaya dan kearifan lokal harus dijaga dan dipelihara. Guru harus jadi agen pendidik dan pembelajaran yang berstandar nasional, sehingga anak didik dapat berkompetisi dimana saja.
“Guru sebagai agen perubahan, artinya dalam diri guru tidak hanya dibekali ilmu pengetahuan tapi juga harus memiliki kompetensi dan keahlian khusus lainnya yang dapat ditularkan pada siswa sebagai bekal untuk merubah situasi yang tidak mungkin menjadi pasti kedepannya. Jadi apa pun yang sudah menjadi harapan dari masyarakat di sini, yang menghendaki saya maju melalui jalur Independen maka saya bawa ini untuk dipertimbangkan lagi,” tandasnya. (Rm)