NTT-News.com, Kefamenanu – Petani sayur di Cekdam Km 9, Desa Bijeli Kabupaten TTU, Provinsi NTT, Teracam gagal panen tapi tetap semangat bekerja.
Pantauan media ini lahan seluas 80×60 are yang ditanami sayur manis, kangkung, terong, dan Paria terancam mati karena kurangnya air.
Petani sayur, Paulus B Sanak kepada media NTT-News.com mengatakan sayur yang ia tanam sebagian mati karena kurangnya air pada musim kemarau ini.
Dikatakannya, lahan yang begitu luas sangat membutuhkan perawatan yang baik dan juga membutuhkan air yang cukup sehingga tanaman sayur tidak mati.
“Lahan ini luas 80×60 harus membutuhkan pupuk yang cukup dan air yang banyak. Tapi musim panas ini air juga kurang sehingga sayur ada yang mati,” tuturnya. Di kebun sayur Km 9. Selasa, (20/10/2020).
Selain itu dirinya mengatakan air yang iya pake untuk siram mereka (petani sayur) menggunakan Cekdam di dekat kebun sayurnya, tapi karena banyak yang tanam dan panas berkepanjangan debit air di Cekdam juga berkurang tidak seperti tahun – tahun sebelumnya.
“Kami biasa pake Cekdam tapi tahun ini banyak yang tanam dan panas jadi air juga kurang,” jelas Sanak.
Selain itu dirinya mengaku walaupun Debit air kurang tapi semangat untuk kerja tidak berkurang dan akan terus bekerja menjadi petani sayur pasalnya tanam sayur adalah pekerjaan pokoknya.
“Semangat tidak akan berkurang karena dari dulu kita kerja begini tidak mungkin kita pindah dan akan bekerja terus,” katanya.
Dirinya juga mengatakan harga sayur di pasar tetap stabil di masa pandemi, namun iya mengatakan walaupun harga sayur tetap stabil tapi penjual dari luar juga banyak maka harga juga menurun.
“Harga baik tapi kadang kalau kita pi penjual dari luar sudah maka harga agak merosot sedikit,” Kata Sanak.
Penulis : Fridus Ciompah