NTT-News.com, Kupang – Presiden RI, Ir. Joko Widodo (Jokowi), tetap melakukan panen perdana garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang sebanyak 50 ton, diatas lahan seluas 10 hektare (ha).
Meski sebelumnya beberapa pihak sempat memintanya untuk membatalkan panen garam tersebut lantaran dianggap pengusaha di daerah itu membohonginya.
“Saya datang ke sini hanya ingin memastikan program garam di NTT sudah di mulai,” kata Jokowi kepada wartawan usai panen garam.
Di NTT, menurut dia, potensi luas lahan garam di NTT mencapai 21 ribu hektare (ha). Di Kupang, ada sekitar 7 ha yang akan digarap, namun panen hari ini baru diatas lahan 10 ha. “Masih jauh dari harapan, tapi kita harus memulainya,” kata Jokowi.
Saat panen, Jokowi mengaku ditunjukan garam dari Madura, Surabaya dan Australia. Jokowi akui garam Kupang lebih bagus, sehingga bisa masuk sebagai garam industri dan rumah tangga.
“Saya ditunjuk beberapa perbandingan garam dari luar, dan garam di Kupang lebih bagus,” katanya.
Dia berharap tahun 2020, 600 ha lahan garam di NTT sudah selesai, sehingga bisa memenuhi kebutuhan garam nasional. Jokowi akui investasi garam tidak mudah butuh anggaran ratusan miliar. “600 hektare masih dalam proses, tahun depan sudah selesai,” katanya.
Di mengaku Indonesia masih impor garam sebanyak 3,7 ton, karena produksi garam Indonesia baru mencapai 1,1 juta ton. Dia berterima kasih karena Pemda serius untuk mendatangkan investor garam.
Selain melaksanakan panen perdana garam di kabupaten Kupang, Jokowi juga melakukan pembagian sertifikat gratis bagi warga Kabupaten dan Kota Kupang. Setelah itu, Jokowi meninjau pelabuhan Tenau yang akan dikembangkan menjadi Pelabuhan Internasional di NTT.
Penulis : Rey M