NTT-News.com, Kupang – Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat. Marianus dan Emi mendaftar pada Senin 8 Januari 2018 dengan membawa serta SK dukungan dari dua partai pengusung, yakni PDIP dan PKB.
Marianus Sae-Emi Nomleni yang di kenal dengan tagline Membangun Dari Desa ini, mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan membawa misi utama mengejar ketertinggalan, mempercepat pembangunan.
Kedatangan Marianus Sae-Emi Nomleni yang didampingi Anggota Komisi III DPR RI, Herman Herry, Sekretaris DPD Partai PDIP Nelson Matara, Ketua DPW PKB Yucun Lepa, Ketua Tim pemenangan Viktor Mado Watun serta kader dan simpatisan PDIP maupun PKB maupun relawan dengan iring-iringan motor trail dan ratusan masa yang mengantar kantor KPU provinsi.
Sebelum mendaftar ke KPU NTT dalam konferensi pers Marianus Sae – Emi Nomleni mengucapkan limpah terima kasih kepada PDIP dan PKB yang sudah bersedia mengusung mereka untuk bertarung sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur NTT. “Kami mengucapkan Terima Kasih kepada PDIP dan PKB yang sudah mengusung kami sebagai bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur,” ucap Marianus Bupati Ngada dua Periode itu.
Marianus juga menuturkan bahwa kepercayaan yang diberikan ini menjadi tanggung jawab besar bagi pihaknya kepada seluruh rakyat NTT untuk bisa keluar dari yang namanya ketertinggalan, kebodohan dan kemiskinan. Oleh karena itu, lanjutnya dengan pengalaman membangun Ngada keluar dari ketertinggalan dalam kurun waktu 3 Tahun menjadi modal untuk membangun NTT perlahan-lahan lebih cepat dan keluar dari ketertinggalan dengan melanjutkan Program Desa Mandiri Anggur Merah di masa kepemimpinan Frans Lebu Raya ini.
Selain itu Marianus menjelaskan bahwa persoalan ketertinggalan 18 Kabupaten di NTT menjadi masalah semua masyarakat pimpinan daerah yang perlu menjadi perhatian bersama. “Untuk itulah kami juga hadir, saya akan melanjutkan Anggur Merah. Di Ngada juga ada yang namanya Program Perak, namanya saja yang berbeda tetapi sebenarnya sama untuk rakyat,” tandas Marianus.
Marianus juga mengaku bahwa dirinya akan berusaha membawa NTT ini menjadi sejahtera, sebab persoalan kemiskinan Ia sudah rasakan dan sudah tau bagaimana caranya mengatasi, sebab menurutnya Ia pernah bertani selama lima tahun karena dililit persoalan ekonomi dan hidup sebagai anak yatim piatu.
“Apa yang dirasakan rakyat NTT saat ini saya sudah pernah alami, saya tau bagaimana mengatasi masalah kemiskinan. Saya pernah menjadi petani dan saya terpaksa saat itu harus berhenti sekolah karena hidup sebagai anak yatim piatu, saya harus kembali ke kampung dan bertani, setelah itu baru sekolah lagi dan sampai seperti ini,” bebernya.
Marianus juga menambahkan bahwa ada 4 sektor yang perlu menjadi perhatian utama untuk keluar dari ketertinggalan Yaitu infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan ekonomi rakyat. untuk itu, dirinya bersama ibu Nomleni akan melakukan hal yang sama seperti di Ngada untuk memberantas ini semua.
“Langkah-langkah yang saya dan ibu Nomleni lakukan untuk mempercepat pembangunan dengan melakukan efisiensi anggaran serta pembangunan mulai dari desa dengan perbaikan infrastruktur, pelayanan kesehatan dan pendidikan dan Pemberdayaan ekonomi rakya semuanya itu di mulai dari Desa,” tambahnya. (rey)