Lintas FlobamoraNews

Kunjungi Sekolah Binaan Yatutim, SLD Disambut Hangat

×

Kunjungi Sekolah Binaan Yatutim, SLD Disambut Hangat

Sebarkan artikel ini
Soleman Lende Dapa dalam kerumunan Siswa, guru dan Orangtua siswa
Soleman Lende Dapa dalam kerumunan Siswa, guru dan Orangtua siswa

NTT-News.com, Wewewa – Kunjungan Soleman Lende Dappa (SLD) selaku Ketua Yayasan Tunas Timur (Yatutim) ke sekolah Binaan yayasan yang Ia pimpin itu mendapat sambutan hangat. SD Weliwano dan SMP Cotoka di Desa Wee Kokora-Kecematan Wewewa Tengah-SBD adalah dua sekolah yang dikunjugi SLD pada, 22 Juni 2017 saat itu dan bertepatan dengan pembagian hasil belajar siswa SD dan SMP.

Pada itu SLD mendapat sambutan hangat dari siswa, Guru, Komite Sekola, Pemerintah Desa dan masyarakat sekitar, maklum saja SLD disana dipandang sebagai seorang yang menjawab masalah keterisolasian mereka tentang pendidikan dengan mendirikan SD Weliwano dan SMP Cotoka.

Bagi masyarakat Wewewa Tengah, SLD adalah Tokoh Revolusioner di bidang Pendidikan dan Pemimpin Masa Depan yang sangat konsen untuk perubahan melalui peningkatan kualitas SDM.

Wajar saja karena atas usul masyarakat akar rumput yang menginginkan perubahan, menghendaki SLD untuk maju dalam Pilkada serentak SBD 2018.

Rasa antusias untuk masyarakat untuk sekedar berjabat tangan begitu kental, hal ini terlihat saat SLD berjabat tangan dengan salah seorang siswi SMP Cotaka sambil memotivasi agar terus belajar dan berprestasi sekalipun banyak keterbatasan.

Pada saat dialog dengan semua stakeholders yang dihadiri ratusan orang SLD mengatakan, bahwa setiap hari lahan semakin sempit untuk pemukiman, dijual, dan pemanfaatan lainnya. Namun yang pasti setiap hari jumlah manusia semakin bertambah, konsekwensinya butuh lahan yang lebih luas, karena tidak mungkin masyarakat membangun rumah di udara dan di atas laut.

“Ini masalah besar yang dihadapi pemerintah secara jangka panjang, membatasi angka kelahiran mungkin suatu solusi tetapi belum maksimal tetapi jauh lebih penting jika kita bersama konsen membangun kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat mengatur kualitas hidupnya secara sistimatis, hal itulah yang dilakukan oleh SLD sebagai salah satu kandidat kuat Bupati Sumba Barat Daya 2018 dengan Mendirikan Sekolah 13 Sekolah Dasar 17 SMP, 7 SMA dan 18 SMK khususnya di daerah terpencil dan sukar diakses,” tutur Soleman.

Lebih lanjut Ia katakan bahwa dengan Gotong Royong semuanya terlaksana dan menjadi inspirasi betapa hebatnya masyarakat sipil dalam membangun daerahnya.

Hadirin dalam dialog itu menuturkan pertanyaan kepada SLD terkait wakil yang akan mendampingi dirinya. Pada kesempatan itu Ia mengatakan bahwa masih terus intensif berkomunikasi, tentunya dengan kriteria keterwakilan wilayah, komunitas, sosial budaya dan agama. “Kader partai yang profesional, memiliki basis dan bisa memenangkan Pilkada 2018 bersama. Itu yang sedang kita cari,” jawabnya.

Tak putus sampai disitu, warga terus mendesak untuk merincikan siapa dan dari mana Bakal Calon wakil yang mendampingi. SLD pun tidak ada jalan lain untuk menghindar sehingga dia harus menyebutkan bahwa pasangannya masih dalam tahap mendengar suara akar rumput.

“Kita masih dalam tahap mendengar suara masyarakat, ada dari Loura dengan inisial AML atau SLB dan Kodi utusan Partai Pengusung. Tetapi yang pasti sementara di survey saat ini, semoga bulan Agustus-September sudah ada yang pasti,” jelasnya.

Selanjutnya SLD menjelaskan bahwa apabila hasil survey tidak signifikan akan ada evaluasi dari konsultan politiknya dan diskusi yang serius untuk mempertimbangkan langkah untuk tidak maju, tetapi apabila hasil survey signifikan tidak akan kesulitan untuk maju karena lebih mudah memperoleh Partai dan donatur.

“Saya lebih percaya pada hasil survey dengan pendekatan ilmiah sehingga jangan terlalu bias. Sedangkan hasil pooling online facebook Pooltrack saat ini, Soleman Lende Dapa masih tertinggi dengan angka 32 persen, Kornelius Kodi Mete 22 persen, Ndara Tanggu Kaha 17 persen, Donatus Dita Mete 8 Persen, MDT 5 persen dan DD 5 persen. Hasil pooling ini cukup bagus tetapi akan lebih bagus kalau menggunakan hasil survey yang bersifat ilmiah,” pungkasnya. (Rey)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *