NTT-NEWS.COM, Kupang – Fraksi Demokrat dan Fraksi Gabungan Keadilan dan Persatuan DPRD Provinsi NTT dinilai asal bunyi dan mencari sensasi politik semata karena menolak pengalokasian anggaran untuk kelanjutan Program Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM) Pemprov NTT.
Penolakan ini mendapat respon yang berbeda dari aktivis sekaligus Koordinator Daerah (Korda) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) NTT. Ketua Korda GMNI NTT, Nonato Sarmento menuding Fraksi Demokrat dan Fraksi Gabungan hanya mencari sensasi politik sematadan sekedar asal bunyi di media.
“Dua fraksi ini hanya berkutat pada hal-hal yang teknis dan implementatif lalu mereka lupa pada substansi dan roh desa mandiri anggur merah. Dididi lain kata Nonato, Memahami LHP BPK Juga jangan bersifat parsial karena BPK RI tidak merekomendasikan agar demam tahun 2015 dihentikkan,” Kata Nonato kepada melalui siaran persnya yang diterima media ini, Senin, 23/02, di Kupang.
Dikatakannya, Jangankan desa mandiri anggur merah, Program sekelas PNPM Mandiri pedesaan andalan Mantan Presiden SBY yang sudah lama berkutat dengan urusan dana bergulir masih banyak mengalami kendala terkait teknis dan iplementasi.
Mestinya kata Nonato, Dua Fraksi tersebut harus lebih fokus dalam tugasnya sebagai wakil rakyat untuk mendukung percepetan pembangunan di NTT bukan mencari cari pekerjaan yang sifatnya sensasional dan mengada-ngada.
Menurut Nonato, Program Desa Mandiri Anggur Merah dengan fokus pada usaha ekonomi produktif telah memberi sumbangsi yang besar pada pertumbuhan ekonomi kerakyatan secara mikro bagi masyarakat desa penerima.
“Dengan dana demam, masyarakat telah membentuk kelompok usaha peternakan, pertanian dan perikanan. Misalkan Pada tahun pada tahun 2012 jika dibanding tahun 2011. Peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian mampu mendorong penurunan penduduk miskin dari 20,24 persen (September 2013) menjadi 19,98 persen pada Maret 2013. Selain itu, program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2011-2013 sangat mendukung sumber permodalan usaha ekonomi produktif masyarakat dan peningkatan kapasitas ekonomi pemerintah desa dan kelurahan,” jelasnya.
Pada tahun 2014 kemarin, NTT mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan sebesar 5,04 persen sementara pada pertumbuhan ekonomi nasional hanya 5,02 persen dan mencatat prestasi nasional lainnya yakni inflasi dibawa inflasi nasional. “Dengan angka ini, program desa mandiri anggur merah turut memberi andil dalam pertumbuhan ekonomi NTT,” kecamnya.
Nonato juga mengatakan sambil menunggu hasil uji petik Komis IV dan dan Tim Pakar yang dibentuk oleh Komisi IV, program demam untuk tahun 2015 untuk 589 desa agar disetujui. (Rm)