NTT-News.com, Oelamasi – Tembok penahan Jembatan Airbaun di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, pada Jumat (27/01) Pagi, ambruk dikikis banjir, selain itu disebabkan juga karena banyak mengalami retak. Proyek yang hingga kini belum usai dikerjakan PT Mutis Eka Karya ini terkesan dibangun asal jadi.
Tokoh Masyarakat, Darwin Dethan, bersama puluhan warga setempat kepada Media ini di lokasi mengatakan, selain faktor terkikis air hujan, jebolnya tembok di kedua tepi sungai itu akibat tanah yang digunakan kontraktor merupakan tanah numpang.
“Jembatan ini sarana penghubung, namun karena dikerjakan tanpa konsultan pengawas yang baik dari Dinas PU, akhirnya jebol, yang susah anak Sekolah. Sebelumnya pada waktu musim hujan dan banjir anak Sekolah bisa putar lewat Tarus baru ke Sekolah. Tapi sekarang, ini jalan satu-satunya, karena deker di areal persawahan juga belum selesai dikerjakan mereka,” keluh Darwin.
Darwin berharap, para pemangku kepentingan di Daerah Kabupaten Kupang bisa melihat langsung keadaan dan fakta di lapangan.
“Kami berharap kiranya Bapak Bupati dan DPRD Kabupaten Kupang datang melihat langsung kondisi ini, biar pekerjaan bisa selesai lebih cepat, dan masyarakat bisa memanfaatkannya,” jelas Darwin.
Hal berbeda, Jems Nggili menduga kuat ada pelanggaran teknis pada proyek jembatan yang menelan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp 3 Meliar lebih yang dikelola oleh perusahaan milik Wely Mekary tersebut.
“Karena cor (Seluruh Tiang Jembatan) pakai redemix, (Dan berulangkali jebol karena beban), ini pekerjaan tiang jembatan dong (Mereka) cor tidak pakai Vibrator. (Atau alat pemadatan),” tambah Jems.
Terpantau Media ini, ambruknya tembok penahan jembatan di sisi Selatan Jalan Raya, mengakibatkan puluhan masyarakat sekitar di antaranya ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan anak-anak harus berhenti beraktivitas sementara untuk menambal jalan yang putus guna seluruh masyarakat dapat kembali melaluinya. (George)