Lintas FlobamoraNews

Kepala Bandara: Oktavianus Bumma Bukan Pegawai Bandara Tambolaka

×

Kepala Bandara: Oktavianus Bumma Bukan Pegawai Bandara Tambolaka

Sebarkan artikel ini
Oktavianus Bumma, Pegawai Bandara yang menahan Pasport milik Doti Gandi Lende, foto James
Oktavianus Bumma, Pegawai Bandara yang menahan Pasport milik Doti Gandi Lende, foto James
Oktavianus Bumma, (Bukan Pegawai Bandara) Pegawai Dinas Nakertrans yang menahan Pasport milik Doti Gandi Lende, foto James

NTT-News.com, Tambolaka – Kepala Bandar Undara Tambolaka, Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT), Leonardus Paseli Soba membantah, Oktavianus Bumma yang disebut melakukan penahanan tiket dan Pasport milik Doti Gandi Lende bukan sebagai pegawai Bandara Tambolaka.

“Untuk sementara nama Oktavianus Bumma tercatat sebagai pegawai Nakertrans SBD, sesuai penjelasan komadan Security dan staf. Staf Security PNS dan Honerer Bandara Tambolaka tidak ada yang nama Oktavianus Bumma,” kata Leonardus, Selasa 12 April 2016 malam.

Sekali lagi dia mempertegas bahwa Oktavianus bukan merupakan pegawai bandara melainkan sebagai pegawai dari Dinas Nakertrans (Ketenagakerjaan dan Transmigrasi) SBD yang ditugaskan di Bandara oleh dinas tersebut.

“Jadi saya pastikan bahwa Oktavianus Bumma bukan Staf Bandara Tambolaka, Thanks,” singkat Leonardus kepada NTT-News.com melalui sambungan selulernya.

Diberitakan sebelumnya, Oktavianus Bumma meminta uang sebesar Rp 500 ribu kepada Doti Ganti Lende pada saat pemeriksaan, kelengkapan dokumentasi keberangkatan, karena tidak diberi uang, tiket dan Pasport milik Doti ditahan, hingga Doti harus gagal berangkat karena ketinggalan pesawat.

Setelah pemberitaan tersebut, mulai bermunculan orang-orang yang pernah merasa menjadi korban dari ulah Oktavianus itu. Oktavianus diduga sudah lama melancarkan aksinya kepada para TKI yang hendak berangkat ke luar negeri di Bandara Tambolaka.

Sebut saja pemilik akun facebook Ina Kii Praikajowa Analalo, Tenaga Kerja Wanita asal SBD yang bekerja di Hongkong, mengaku bahwa pada bulan Agustus 2015 lalu, dirinya di hadang 5 orang petugas bersama Oktavianus dan menahan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) dan Paspor dan meminta uang sebesar Rp 500 ribu.

“Mereka ancam saya, dan terpaksa saya kasih Rp 200 ribu, mereka bilang kalau sudah masuk ke dalam ruang tunggu jangan bilang ke siapa-siapa,” aku Ina dalam percakapannya dengan wartawan media ini. (lm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *