Keluarga Siswa Korban Penganiayaan Minta Sekolah Bertanggungjawab

0
156
Ilustrasi Siswa dan Guru
Ilustrasi kekerasan Guru terhadap Siswa

NTT-NEWS.COM, Atambua – Keluarga siswa korban penganiayaan, Putra Dosi Abadi Sola (12) di Sekolah Dasar (SD) Inpres Tenubot di Atambua, Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta guru dan kepala sekolah (Kasek) bertanggungjawab.

Siti Rosmiati Ibu Korban, mengatakan anaknya dianiaya dan dipukul hingga tak sadarkan diri, sehingga Ia meminta kepala sekolah dan guru yang merupakan pelaku penganiayaan bertanggungjawab dan ditindak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga memberi efek jera kepada guru tersebut.

“Anak Saya dipukul di uluh hati. Itu tempat yang rawan untuk kematian. Dipukul dibagian pinggang juga dibagian tengkuk, kepala. Jadi saya minta gurunya serta kepala sekolah harus bertanggung jawab,” kata Rosmiati, Rabu 19 Agustus 2015.

Menurut Rosmiati anaknya dianiaya hingga pingsan. Ia menilai bahwa anaknya diperlakukan tidak manusiawi oleh seorang guru yang seharusnya memberi contoh yang baik bagi anak-anak di sekolah.

“Anak saya yang sudah tak sadarkan diri dimarahi lagi oleh gurunya, gurunya bilang biar saja mati nanti orang tuamu yang datang jemput kau. Ini perbuatan yang sangat keji dan tidak seharusnya dilakukan oleh seorang guru,” kata Rosmiati menirukan kata-kata Joachim Lopez (Guru penganiaya Putra)

Lebih lanjut dia katakan, ketika anaknya dipukul anaknya sempat jatuh lalu dibiarkan oleh gurunya dan disaksikan oleh temannya kelas 6. “Kami sudah buat laporan ke kantor polisi,” tutur Rosmiati. (SP/SN)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini