
NTT-News.com, Lewoleba – Kantor Kas Titipan Bank Indonesia (BI) Kelima untuk Bank NTT diresmikan di Lewoleba, Kabupaten Lembata oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya disaksikan Kepala Perwakilan BI NTT dan Plt Direktur Utama Bank NTT. Kantor Kas Kelima ini diresmikan setelah beberapa bulan lalu diresmikan Kantor Kas Ketiga di Ende dan Keempat di Ruteng.
Kepala Perwakilan BI NTT, Naek Tigor Sinaga dalam sambutannya mengatakan, kehadiran Gubernur NTT pada acara pembukaan kas titipan BI di Bank NTT cabang Lewoleba merupakan suatu penghargaan dan kebanggaan bagi Bank Indonesia karena Kas titipan tersebut diresmikan langsung oleh Gubernur NTT.
Ia menjelaskan, Undang-Undang mengatakan bahwa Bank Indonesia sebagai otoritas memiliki tiga fungsi peran utama yakni yang pertama adalah menjaga stabilitas harga. Kedua adalah melakukan pengawasan Bank tetapi tugas ini sudah diserahkan ke Otoritas Jasa Keuangan. Ketiga melaksanakan sistem pembayaran dengan menyediakan pecahan uang yang cukup. “Tugas Bank Indonesia adalah menyediakan uang yang cukup dan berkualitas yang baik kepada masyarakat,” ungkap Naek Tigor Sinaga, Selasa 6 Desember 2016.
Sejak Januari hingga Oktober 2016, lanjutnya, Bank Indoensia telah menarik/menukarkan uang lusuh dengan uang layak edar dari masyarakat NTT sebesar Rp.1,6 Triliun. Hampir lima puluh juta lebih lembar uang lusuh sudah ditarik dari masyarakat melalui operasi pasar maupun melalui kantor-kantor titipan BI di Bank NTT,” katanya.
Disampaikan bahwa, Bank Indonesia menyiapkan modal Rp.200 Miliar disetiap kas titipan di Bank NTT. Di Bank NTT Cabang Lewoleba Bank Indoensia titipkan Rp.100 Miliar. Jika masyarakat membutuhkan uang tunai tidak perlu datang ke Kupang tetapi langsung ke kantor-kantor kas titipan Bank Indonesia di Bank NTT.
“Kami sudah mempunyai 6 kantor kas titipan di NTT. Kami berkomitmen untuk membuka lagi kas titipan di Pulau Sumba dan Pulau Alor. Kami melihat bahwa program kas titipan ini seiring dengan Program bapak Presiden bahwa harus ada BBM satu harga sehingga kami mendukung program itu dengan menyediakan uang rupiah pecahan kecil. Pembukaan Kas titpan BI di Lembata sebagai wujud komitmen Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lembata,” katanya.
Sementara Plt Direktur Utama Banka NTT, Eduardus Bria Seran mengatakan kas tititpan Bank NTT pertama kali dilakukan di Bank NTT cabang Maumere, Kabupaten Sikka pada tahun 2003, menyusul kas titipan BI di kantor Bank NTT Cabang Atambua.
“Saat peresmian kas titipan BI di Ende dan Ruteng baru-baru ini, bapak kepala perwakilan Bank Indoensia NTT, Naek Tigor Sinaga menyampaikan bahwa Bank Indonesian akan membuka kas titipan di Lembata dan hari ini kantor kas tititpan bank Indonesia di Lewoleba diresmikan. Kedepan akan dibuka kas titipan di Sumba dan di Kabupaten Alor,” ungkap Plt Dirut yang baru saja dilantik ini.
Eduardus mengisahkan bahwa awalnya plafon kas titipan Bank Indonesia di Cabang Maumere sebesar Rp.50 Miliar dan saat ini sudah ada peningkatan, kas titipan Bank Indoensia di lima kantor cabang Bank NTT menjadi Rp 200 Miliar.
“Saya menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Lembata yang masih menyimpan uang lusuh maupun uang coin untuk ditukarkan dengan uang layak edar di Bank NTT. Bank NTT siap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat NTT pada umumnya khususnya masyarakat Kabupaten Lembata,” katanya.
Eduardus Menyampaikan, hingga November 2016, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp.8,1 Triliun. Jika dilihat per semesteran berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia terkait capaian penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh Bank NTT itu menunjukan bahwa Bank NTT masih menjadi champion di wilayah NTT.
“Bapak Ibu jangan ragu-ragu untuk memanfaatkan jasa Bank NTT. Bank NTT Cabang Lewoleba mulai dari kantor Cabang, kantor Cabang pembantu, kantor Kas dan kantor USPD akan memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabah di Lewoleba,” ungkapnya.
Gubernur NTT Drs.Frans Lebu Raya pada kesempatan itu menyampaikan, terima kasih kepada Bank Indoensia yang telah membangun kerjasama dengan Bank NTT untuk membuka kantor kas titipan di beberapa kantor cabang bank NTT. Provinsi NTT sebagai sebuah daerah kepulauan memang diperlukan pembukaan kas titipan di pulau-pulau berpenghuni yang ada di NTT.
“Pembukaan kantor kas titipan BI tentu tidak perlu di semua kabupaten tetapi yang diperlukan adalah pembukaan kantor-kantor kas titipan di Pulau-Pulau. Kalau di Flores sudah ada tiga kantor kas titipan dan tambah Lembata berarti ada empat kas titipan bank Indonesia. Ke depan perlu di buka kas titipan di Sumba dan di Alor dan Rote Ndao. Pulau-Pulau ini perlu dibuka kantor kas untuk mempermudah sistem pembayaran kepada masyarakat, karena dibeberapa daerah itu masih ada yang menganut sistim barter, artinya disana mereka sulit mendapatkan uang tetapi mereka punya potensi,” ungkap Lebu Raya.
Ia mengatakan, data penghimpunan Dana Pihak ketiga oleh Bank NTT Cabang Lewoleba yang mencapai Rp.270 Miliar lebih dengan kredit yang dikucurkan mencapai Rp.300 Miliar. Ini menunjukan hal yang posetif. Artinya bahwa masyarakat Lembata mau menggunakan jasa Perbankan. Dengan demikian orang tidak segan-segan menempatkan uangnya di Bank NTT Cabang Lewoleba.
“Secara keseluruhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga secara Provinsi memang Bagus. Kredit yang dikucurkan juga Bagus. Kalau ditingkat Nasional kredit yang dikucurkan 9-10 persen maka di NTT secara keseluruhan bisa menyalurkan kredit 14 persen. Dengan 14 persen kredit yang disalurkan justru 18 persen untuk kegiatan Usaha Ekonomi Mikro Kecil Menengah (UMKM). Bagi saya hal itu menggembirakan. Karena saya selalu mendorong perbankan untuk memberikan perhatian kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM) di NTT. UMKM perlu didorong karena UMKM itulah fondasi ekonomi kita yang harus kita kuatkan,” katanya.
Ia mengatakan, memang ada kesulitan untuk masyarakat meminjam uang di Bank. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi NTT membentuk jaminan Kredit daerah (Jamkrida). Jamkrida dibentuk untuk memberikan penjaminan kepada setiap kelompok usaha yang mau meminjam uang di Bank NTT.
“Saya berterima kasih karena Kepala Perwakilan Bank Indoensia NTT, Pak Naek Tigor Sinaga, telah mengambil keputusan yang strategis untuk membantu daerah ini. Nanti kalau Bapak Presiden ke NTT saya selaku gubernur akan menyampaikan ke Bapak Presiden bahwa di Nusa Tenggara Timur sebagai Daerah Kepulauan Bank Indonesia tidak hanya ada di Kupang tetapi kantor kas titipan Bank Indoensia di ada enam Kabupaten untuk membantu sistem peredaran uang agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan uang tunai,” janji Lebu Raya.