NTT-News.com, Kupang – Sosok Emellia Nomleni yang “tahan banting” dalam dunia perpolitikan Nusa Tenggara Timur (NTT), membuatnya mendapat julukan sebagai “Perempuan Besi”. Julukan itu tak lain datang dari guru kadernya, Vincentius Pata.
“Dia perempuan besi yang siap bertarung,” kata Vincentius Pata di Kupang, Selasa (24/4/2018).
Pata mengatakan, Mama Emi, sapaan akrab Cawagub NTT itu, mengikuti Kursus Kader Pratama (KKP) di PDI Perjuangan pada 2008.
“Dia ikut KKP sekitar tahun 2008. Waktu itu posisi saya sudah jadi guru kader. Dan dilihat dari sepak terjangnya dalam dunia politik, kariernya sangat bagus,” ujar Pata mengenang.
Dia berkisah, Mama Emi adalah pribadi yang akur dengan siapa saja. Sifat akur ini membuatnya bisa membangun komunikasi yang ramah dengan semua pihak.
“Dia berkomunikasi dan membangun hubungan yang baik dengan semua orang. Saya bisa bicara begini, karena saya sangat mengenalnya. Dia sosok yang ramah dan sederhana,” terangnya.
Sebagai seorang guru kader, Pata tentu sangat familiar dengan kemampuan Mama Emi. Menurut Pata, sifat konsisten yang ditunjukkan perempuan berambut putih itu menjadikannya sebagai kader yang telah matang dan siap ‘bertempur’ dalam kondisi apapun.
“Dia konsisten dengan prinsipnya. Kalau dia memutuskan untuk berjuang, itu akan dilakukannya sampai tuntas. Tidak ada kata mundur,” katanya.
Pata adalah angkatan pertama guru kader. Sebagai seorang ‘guru’, dia tentu mengetahui sejauh mana batas kemampuan orang-orang dalam politik.
“Misalnya, jikapun kemudian saya memutuskan memilih Emellia, pertimbangan saya bukan karena dia perempuan. Saya memilih dia bukan karena kasihan. Saya memilih dia, karena dia orang yang layak dan pantas dipilih menjadi pemimpin,” tegasnya.
Tentu, kata Pata, ada pertimbangan rasional yang dipikirkan Pata. Pertama, Emellia tidak mempunyai musuh. Kedua, dia memiliki kemampuan intelektual dan bisa bekerja sama dengan semua orang.
“Dia pemimpin yang profesional, dalam artian selain pintar, namun juga bisa bekerja sama dengan semua orang. Banyak orang pintar yang tidak mampu bekerja sama dengan orang lain,” ujarnya. (Tim)