NTT-News.com, Tambolaka – Hari ini, Selasa 22 Mei 2018 Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) genap berusia 11 Tahun. Diusia yang kesebelas tahun tersebut, semua masyarakat pastinya mengharapkan yang terbaik untuk kemajuan daerah tersebut, terlebih pada kesejahteraan masyarakatnya dan lepas dari belenggu kemiskinan.
Pasangan Calon Bupati SBD, nomor urut 2, Dominggus Dama – Kornelis Tanggu Bore (Paket DAMAI) melalui ketua tim pemenangan Soleman Lende Dappa, menyampaikan selamat ulang tahun yang ke-11 tahun. Ia berharap diusia yang ke-11 tahun ini, Sumba Barat Daya segera keluarga kemelut kemiskinan yang semakin hari semakin bertambah dibandingkan dengan masa awal berdirinya daerah itu sebagai daerah otonomi.
“Semoga diusia yang bertambah ini, bertambah baik pula pemerintahnya dalam pelayanan kepada publik. Kemudian infrastrukturnya semakin baik, pembangunan pendidikan, kesehatan dan termasuk pemabngunan perumahan bagi rakyat berpenghasilan rendah serta kebutuhan dasar masyarakatnya semakin terpenuhi dengan campur tangan pemerintah,” tandasnya.
Menurutnya, saat ini semua masyarakat juga tau bahwa angka kemiskinan bukannya tambah menurun malah menjadi tambah meningkat dari masa kepemimpinan Bupati sebelum Bupati saat ini. “SBD saat ini berada pada Posisi ke-5 tertinggal atau termiskin di NTT. Itu artinya pemimpin saat ini belum mampu membawa SBD lebih baik dari pemimpin terdahulu. Kita jadi sangat prihatin dengan keadaan ini,” tandas Soleman.
Oleh karena itu, katanya, Paket DAMAI yang lahir sebagai anak Sumba Barat Daya yang ikut dalam kompetisi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati SBD periode 2018-2023 merasa terpanggil untuk melakukan sebuah terobosan yang besar kedepan.
Pertama, yaitu mempercepat penanggulangan kemiskinan di daerah dengan membuat strategi penanggulangan kemiskinan dengan melibatkan seluruh SKPD dan seluruh stake holders, seperti perguruan tinggi, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan Media serta semua lapisan masyarakat melalui Musrenbangdes.
Kedua, melakukan rencana aksi dengan pelayanan publik yang lebaik dan penataan birokrasi yang baik, yakni menempatkan para pimpinan SKPD dan staf sesuai keahlian pendidikan masing-masing. Bukan karena unsur suka dan tidak suka.
Ketiga, peningkatan infrastruktur penunjang pembangunan, seperti pembangunan jalan-jalan dusun, penerangan dari dusun, air bersih untuk dusun. “Artinya kalau di dusun maju atau bagus maka di desa juga bagus, kalau di desa bagus maka di Kecamatan juga bagus, demikian di Kota juga pasti akan tetap bagus,” paparnya.
Keempat, pemberdayaan Ekonomi masyarakat dalam arti yang luas, misalnya membangun sektor-sektor unggulan seperti pertanian, Usaha Mikro Kecil dan menengah dengan harapan dapat menyerap tenaga kerja produktif yang kreatif, melalui kemitraan dengan perbankan sehingga mempermudah masyarakat mendapatkan kredit tanpa anggunan.
Kelima, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing di dunia kerja agar siap menghadapai pasar global. Untuk mencapai ini, masyarakat harus didukung agar mengikuti pendidikan formal dan non formal, serta pelatihan-pelatihan dan studi banding ditingkatkan guna mendapatkan sumber daya yang berkualitas.
Disamping itu, lanjutnya, pemerintah harus menjamin memberikan rasa aman terhadap masyarakat dalam bekerja atau membangun usaha baik itu bagi masyarakat lokal maupun investor luar.
“Karena tanpa rasa aman di masyarakat maka masyarakat tidak akan bisa berusaha dengan bebas, tidak bisa bekerja bebas. Rasa aman harus menjadi kebutuhan mendasar dalam kehidupan bermasyarakat. Nah, bagaimana mengatasinya, yah dengan mengedepankan proses penyadaran dan menghargai mereka yang cenderung membuat masyarakat tidak aman, serta menghormati mereka dan memenuhi hak-hak dasar mereka termasuk pemberian pemberdayaan,” tutup Soleman. (rey)