NTT-News.com, Weetebula – Bertempat di gedung Wisma Kolping Weetebula, Sumba Barat Daya, Kolping Indonesia mengadakan kegiatan Hari DoaKolping Sedunia (HDKS) tahun 2020 pada hari Selasa, 27 Oktober 2020. Kegiatan dimahkotai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Preses Kolping Sumba, Pater Marianus Dapa Talu, CSsR. Menegaskan tema HDKS 2020, “Persatuan dan Perdamaian untuk Perkembangan Dunia”, dalam kotbahnya Pater Marianus mengajak para anggota dan pengurus organisasi Kolping untuk mengupayakan persatuan dan perdamaian dalam perjuangan kehidupan sehari-hari agar “tujuan” keselamatan tercapai. “Persatuan itu identik dengan keselamatan dalam bahasa teologi, sebagaimana menjadi motto Keuskupan Weetebula yakni Ut Omnes Unum Sint, Semoga Mereka Semua Bersatu.”
KOLPING adalah organisasi kaum awam Katolik yang tersebar di 63 negara, yang bergerak dalam upaya-upaya pemberdayaan masyarakat umum menurut terang Injil, Ajaran Sosial Gereja Katolik dan spiritualitas Kolping. Di Indonesia, Kolping masuk pertama di Sumba, pada tahun 1994 kemudian menyebarke pulau Flores dan Timor. Kegiatan-kegiatannya meliputi air bersih (sumurgali), pelatihan keterampilan, asrama-asrama putri, microfinance, dan kelompok-kelompok kategorial seperti petani, nelayan, usaha kecil.
Pada kesempatan tersebut, Jemsi Mandeta, mewakili pimpinan Kolping Sumba menegaskan pentingnya upaya persatuan dalam organisasi bagi perkembangan ke depan. “Kita organisasi yang kuat, kita perlu persatuan untuk lebih kuat. Kita punya solidaritas internasional yang selalu akan membantu kita bahu membahu memperjuangkan tujuan-tujuan perkembangan Kolping demi kemanusiaan,” seru Jemsi penuh semangat.
Selain di Weetebula, kegiatan Doa Bersama juga dilaksanakan di Kapela Adolf Kolping Minggi Timbi, Melolo, Sumba Timur. Belasan anggota Kolping berkumpul dan berdoa bersama seluruh anggota Kolping di seluruh dunia bagi organisasi dan juga bagi persatuan dan perdamaian dunia.
Edhie Parera dalam sambutannya mengemukakan alasan-alasan doa bersama ini sebagai ungkapan persatuan dan solidaritas internasional namun sekaligus memohon doa agar Beato Kolping dalam waktu dekat dapat digelarkan Santo oleh Kepausan.
“Adolf Kolping sudah 29 Tahun digelar Beato oleh Paus Yohanes Paulus II. Kita berdoa bersama agar tahun depan di usia 30 Tahun Beatifikasi, Paus Fransiskus bisa menggelar Adolf Kolping sebagai Santo dalam Gereja universal,” tandas Edhie.
Kegiatan doa dan misa syukur juga dilaksanakan di Kupang yang berpusat di Paroki Oeleta, Tenau, Kupang. Puluhan anggota Kolping berdoa bersama dan dilanjutkan dengan kegiatan Mewarnai oleh anak-anak Kolping.
“Kami sangat senang bisa bergabung bersama Kolping sejak tahun 2000 lalu, kami selalu mengadakan Doa Bersama di tanggal 27 Oktober untuk mempererat persaudaraan antar kami. CU Kolping kami berkembang karena persatuan yang terbina dalam terang iman pula,” kata Ansel Abi, Pengurus Kolping Kupang.
Sementara di Ruteng, kegiatan doa dan misa bersama baru akandi laksanakan pada Minggu depan. Rangkaian Doa Bersama ini merupakan rutinitas tahunan KOLPING INTERNATIONAL yang diselenggarapan di seluruh dunia.
“Tahun ini beda, karena kita sedang berupaya dalam proses kanonisasi Beato Adolf Kolping. Bahan-bahan utama sudah dilengkapi. Akan tetapi, sampai sekarang kita masih kekurangan sebuah mukjizat medis lain. Kita tidak bisa membuat mukjizat itu. Tetapi kita bisa berdoa dan memohon kepada Allah untuk memberikan mukjizat tersebut, yakni mukjizat karena pengantaraan doaBeato Adolf Kolping. Kita lakukan ini di seluruh dunia dan kita sangat berharap doa-doa kita segera dikabulkan,” demikian pernyataan dari Preses KOLPING INTERNATIONAL, Monsignor Ottmar Dilenburg, dalam Surat Edarannya.
Selamat Datang Calon Santo baru dalam Gereja Katolik Universal, Santo Adolf Kolping!
Disusun dan diterjemahkan dari berbagai sumber KOLPING INTERNATIONAL oleh Paulce Parera