NTT-News.com, Kupang – Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap tanggal 29 Juli memiliki makna tersendiri dalam hubungan orang dan anak-anak sebagai kumpulan masyarakat kecil dalam pemerintahan Republik Indonesia.
Peringatan Harganas merupakan momentum untuk mengingat kembali akan pentingnya peranan keluarga bagi kehidupan pribadi, bagi kehidupan dan masa depan anak-anak, dan bagi kehidupan masyarakat dan bangsa. Kualitas keluarga, menentukan kualitas manusia. Dan kualitas manusia, terutama kualitas generasi muda, generasi pengganti, menentukan kemajuan bangsa.
Manusia berkualitas ini pula yang menjadi catatan penting Keluarga dan pemerintah. Manusia berkualitas merupakan prasyarat utama bagi Indonesia untuk memasuki jendela peluang bonus demografi dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Oleh karena itu, angkatan kerja yang berlimpah haruslah berkualitas, baik dari sisi kesehatan dan kecukupan gizi maupun dari sisi pendidikan dan pelatihan serta kompetensi profesionalnya.
Harganas yang dirayakan di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dan dihadiri Presiden RI, Ir. Joko Widodo harus menjadi momentum untuk membangun keluarga NTT yang sejahtera. Keluarga NTT menjadi sejahtera apabila benar-benar mempersiapkan diri untuk mengikuti perkembangan era pasar bebas MEA.
Untuk persoal MEA, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, kala itu meyakini bahwa masyarakat Nusa Tenggara Timur akan mampu menghadapi era pasar bebas Asean. “Saya yakin, masyarakat secara alami akan mampu mengatasi tantangan pada era pasar bebas Asean nanti,” kata Frans Lebu Raya ketika membuka kegiatan edukasi public Masyarakat Ekonomi Asean kala itu.
Selain era pasar bebas Asean, Presiden Joko Widodo dalam Pidatonya pada puncak perayaan Harganas di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT menekankan agar setiap keluarga harus memiliki 4 hal penting dalam menjalankan hidup berumah tangga untuk mempersiapkan generasi emas bangsa Indonesia.
Pada kesempatan itu, Joko Widodo mengatakan bahwa setiap keluarga tidak boleh sakit badan dan jiwa, apabila mengalami sangat badan jiwa maka segala urusan akan terhalang. Hal itu merupakan poin pertama yang disampaikan presiden.
Kedua, soal kecukupan makanan bergizi. Jika keluarga dan anak-anak berkecukuan Asupan makanan yang bergizi maka tumbuh kembang anak akan optimal. Karena itu pastikan bahwa menu yang disajikan bagi keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya.
Ketiga, usahakan selalu hidup di lingkungan bersih. Lingkungan yang bersih akan lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggung jawab akan kebersihan lingkungan, karena itu harus ditanamkan sejak dini, di lingkungan keluarga, dan lingkungan sekolah untuk selalu hidup bersih. Dan yang Keempat, selalu berperilaku baik serta dapat berinteraksi sesuai dengan etika dan hukum.
“Keluarga berkumpul, hidupnya tentu lebih baik, keluarga harus berinteraksi, hidup berjaya, dan saling melayani serta berbagi. Ini akan lahir bangsa kita yang sejahtera. Hidup kita makmur, dalam kelompok juga teratur, tersistem, bebas dari penyakit. tidak ada gangguan, dan menyenangkan,” pintah Jokowi pada Sabtu 30 Juli 2016 lalu.
Makna Hari Keluarga Nasional
Secara khusus, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Chandra Surapaty mengungkapkan bahwa Harganas adalah hari bagi seluruh keluarga di Indonesia. Jadi, hari Harganas bukan hanya hari-nya BKKBN, akan tetapi menjadi momen penting bagi seluruh keluarga Indonesia.
Dia mengatakan bahwa Harganas itu bisa dimaknai dalam tiga frasa, pertama, Hari Kenangan, kedua, Hari Kesadaran dan Hari Kemenangan. Hari Kenangan mengandung makna mengingat kembali masa-masa manis pahitnya membangun dan membina keluarga, sejak memilih pasangan, ikrar perkawinan, membina ketahanan sampai pada tercapainnya keluarga mapan sesuai harapan.
Hari Kesadaran, adalah sadar hati, sadar naluri, sadar diri untuk melaksanakan fungsi-fungsi keluarga sehingga tercapai keluarga abadi paling mandiri, yang mendapat berkah Tuhan Yang Maha Kuasa. Hari Kemenangan mengandung makna menang dalam mempertahankan dari badai yang ingin memporakporandakan keluarga agar tetap utuh, godaan tidak menyentuh, menatap masa depan dengan makin tangguh.
Menurutnya, di dalam keluarga dapat membentuk dasar-dasar karakter manusia terutama karakter dan kepribadian anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, penerima estafet kepemimpinan bangsa. “Di dalam keluarga kita membangun kualitas bangsa, karena keluarga yang kokoh dan damai akan menjadikan negara ini semakin baik dan damai pula,” lanjutnya.
Chandra Surapaty juga mengingatkan agar delapan fungsi keluarga kembali digalakkan, demi terwujudnya Indonesia yang berkarakter. Delapan fungsi keluarga tersebut adalah fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, ekonomi, pendidikan, reproduksi, dan fungsi pelestarian lingkungan.
“Delapan fungsi keluarga ini harus digalakkan kembali, jangan hanya sekedar menjadi catatan di atas kertas. Contohnya saja fungsi agama, keluarga harus memberi contoh konkret dalam mengamalkan ajaran agama yang dianut,” kata Chandra.
Selamat Hari Keluarga Nasional XXIII untuk seluruh keluarga Indonesia, khususnya Keluarga NusaTenggara Timur. (N2)
*Advertorial ini disiapkan Lorens M. Dadi, atas Kesepakatan dan kerjasama Biro Humas Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur.