NTT-news.com, Kefamenanu – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, menyampaikan apresiasi program perluasan lahan tanam jagung yang dilakukan oleh Bupati Timor Tengah Utara (TTU) tanpa menggunakan dana APBD. Apresiasi ini disampaikan Viktor Laiskodat dalam kunjungan perdana sebagai Gubernur di kabupaten itu.
“Kehadiran saya hari ini merupakan bentuk apresiasi atas program yang luar biasa dari Bupati TTU. Ini inovasi yang luar biasa karena sebelumnya ini adalah lahan sawah tadah hujan dan irigasi. Namun karena kurang air maka diubah jadi lahan jagung penggunaan teknologi pertanian sistem tetes,” kata Viktor Laiskodat, Sabtu (8/9) kemarin.
Dirinya berharap agar program ini tidak hanya bersifat sementara tetapi harus berlangsung terus kedepannya. Dan untuk memastikan program tersebut tetap jalan, dirinya berjanjiakan datang lagi di daerah itu untuk mengecek keberlangsungan lahan tersebut.
“Saya akan datang lagi untuk mengecek hasilnya. Kalau gerakan seperti ini menjadi gerakan pangan seluruh kabupaten/kota di NTT, maka Provinsi ini akan mencapai kedaulatan pangan. NTT bisa bangkit menuju sejahtera.Dan saya akan bekerja all out untuk memastikan hal ini, ” ujar Viktor.
Sementara itu, Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandez menyampaikan rasa bahagia dan terima kasih karena Kabupaten TTU menjadi Kabupaten pertama yang dikunjungi Gubernur Viktor setelah dilantik pada tanggal 05/09/2018 lalu oleh Presiden RI di Istana Negara Jakarta.
“Kunjungan ini merupakan sebuah kehormatan yang sangat besar bagi masyarakat TTU. Ini juga memotivasi kami untuk memanfaatkan dan memaksimalkan semua lahan yang ada untuk meningkatkan produksi pertanian,” ungkap Ray Fernandez.
Dirinya menguraikan ide untuk memperluas lahan pertanian dimotivasi oleh gelitikan Gubernur Viktor saat debat pasangan calon Gubernur kali lalu.
“Saat itu pak Gubernur mengatakan bukan lahan yang tidur, tetapi orangnya yang tidur. Setelah saya pulang, saya coba berinisiatif untuk melakukan pemanfaatan dan perluasan lahan pertanian pada musim kering. Kegiatan ini tidak dibiayai APBD Kabupaten. Masyarakat hanya pinjam traktor dari Dinas Pertanian untuk balik tanah. Masyarakat hanya siapkan makan untuk operator,” pungkas Ray Fernandez.
Upaya perluasan lahan pertanian pada musim kering ini merupakan upaya pemanfaatan lahan sawah tadah hujan dengan menanam tanaman holtikultura seperti jagung dan pepaya. Untuk mengatasi kekurangan air, digunakan teknologi pertanian sistem tetes.
Lahan besar tersebut diolah oleh masing-masing warga dengan luas beraneka ragam bergantung kemampuan masing-masing. Upaya ini menjadi bagian nyata dalam mendukung Program Padat Karya Pangan (PKP) yang jadi Program unggulan pertanian Kabupaten TTU selain Program Desa Mandiri Cinta Petani (Sari Tani) periode 2016-2021.
Untuk diketahui hadir pada kegiatan ini sejumlah pimpinan Perangkat Daerah Provinsi NTT, pimpinan perangkat daerah Kabupaten TTU, para Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten TTU, petani, masyarakat, insan pers serta undangan lainnya. (*/rey)