
NTT-NEWS.COM, Kupang – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya melaporkan hasil pantauan kualitas air yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) NTT di beberapa Sungai Besar di daerah itu kepada Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.
Gubernur menyampaikan bahwa sejak tahun 2012 hingga tahun 2015 ini, BLHD telah melakukan pemantauan air sungai strategis nasional. Adapun sungai yang Ia laporkan adalah Sungai Dendeng, Sungai Aesesa, Sungai Noelmina, Sungai Benanain dan Kali Liliba.
Menurutnya, hasil dari pantauan tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air sungai. “Kecenderungan penurunan ini terlihat pada parameter e-coli, total coliform, DO, BOD, COD, Besi, mangan dan lain-lain,” kata Lebu Raya dalam rakernis Kepala BLHD se indonesia di Kupang.
Pada kesempatan itu, Dia berharap agar ada formulasi kebijakan nasional, regional dan lokal untuk mengurangi beban pencemaran dan pengendalian persoalan penurunan kualitas air sungai yang dilakukan secara sinergis dan terintegrasi dengan program kegiatan lintas kementerian.
“Karena dengan melalui proses koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dari beberapa kementerian, pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota, saya yakin ke depan masalah kerusakan lingkungan dan pencemaran, baik pencemaran tanah, sungai maupun udara dapat segera teratasi dengan baik,” tutupnya.
Sementara Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Karliansyah, dalam paparannya menyampaikan beberapa variabel yang turut mempengaruhi kualitas air, yakni penurunan beban pencemaran, ketersediaan dan penggunaan air serta tingkat erosi dan sedimentasi.
“Jadi tidak cukup dengan penurunan beban pencemaran, oleh karenanya perlu adanya kerjasama semua pihak dalam menanggulangi persoalan ini,” paparnya.
Namun, lanjutnya, terdapat pula catatan hasil pemantauan air di beberapa daerah lain, yakni validasi data sangat bervariasi, masih ada data yang diragukan syahihnya.
Pemilihan sungai dan titik pantau kualitas air belum berbasis Daerah Aliran Sungai, dan Waktu frekuensi pemantauan belum mempertimbangkan kondisi iklim lokal, serta pengolaahan data masih belum menghasilkan informasi sesuai tujuan pemantauan. (lorens)












