NTT-News.com, Kupang – Ada 1040 guru honorer di Kota Kupang yang merasa kurang mendapat perlakuan yang adil terhadap haknya mendapatkan gaji selama empat bulan terakhir ini. Terkesan kurang menjadi perhatian Pemerintah Kota terhadap mereka untuk mendapat insentif setelah para guru honorer menjalankan tugas dan kewajibannya mengajari siswa.
Hal ini terbukti sebab sudah empat bulan, terhitung bulan Januari hingga April 2020 belum dibayar gaji honor mereka. Demikian dijelaskan Ketua Forum Guru Honor, Saka Neno Saban pada Saat Jumpa pers dengan Awak media selasa (14/04/2020) kemarin.
Melihat realitas seperti ini dan kondisi sekarang kegiatan belajar di rumah saja para guru honorer mempertanyakan bagaimana dengan nasib hidupnya bersama keluarga. Karena ketidakjelasan pemberian insentif itu, Ketua Forum Guru Horer (FGH) Kota Kupang, Saka Neno Saban menjadi sasaran anggota untuk menyalurkan aspirasi mereka. Aspirasi mereka adalah meminta Pemerintahan Kota Kupang dalam hal ini Dinas P dan K untuk segera membayar insentif mereka selama 4 bulan.
“Sebagai ketua forum saya sering ditelpon teman-teman anggota forum untuk memperjuangkan hak kami yang belum dibayar selama kurang lebih 4 bulan, terhitung dari bulan Januari tahun 2020,” ujarnya.
Saka sebagai orang yang dipercayai teman guru honorernya merasa terbeban dengan harapan besar dari rekan-rekan senasibnya. Saka merasa prihatin juga dengan andanya covid-19 yang jadi pandemik dan semua aktivitas terhenti, termasuk sekolah diliburkan. Sehingga fenomena kesulitan ekonomi keluarga mulai terasa berat dan mendorongnya untuk selalu berkomunikasi dengan pihak Dinas P dan K Kota Kupang dalam hal ini Kabid Keuangan.
Tetapi usahanya untuk mendapatkan kepastian dari kabid keuangan P dan K yang selalu memberi angin segar, dengan janji satu dua hari lagi segera terealisasi pembayaran insentifnya, tak pernahh terbukti dan terwujudkan.
“Saya selama ini telah melakukan komunikasi untuk meminta agar hak para guru honorer segera dibayar. Saya ketemu atau telpon kabid keuangan dinas P dan K Kota Kupang dan meminta kejelasan atau kepastian realisasi insentif, namun hanya dijanjikan satu dua hari lagi. Itu yang kita tunggu-tunggu tapi tetap masih ada kendala dari dinas. Lalu bagaimana saya harus memberi jawaban kepada teman honorer yang selalu mengeluh dengan hidupnya. Kasihan juga rasanya dengan adanya situasi kini di rumah saja, teman -teman honorer mengalami kesulitan hidup, terutama makan minum. Ini yang harus menjadi pertimbangan dan segera diatasi pemerintah,” tuturnya Saka.
Kepada Kadis P dan K Kota Kupang Dumuliahi Djami yang ketika dikonfirmasi terkait keluhan tenaga guru honorer atas keterlambatan pembayaran selama 4 bulan melalui Via handphone menjelaskan, bahwa masalah insentif guru honorer di Kota Kupang sudah dan sedang diproses dan dirinya berharap agar dalam ini minggu sudah bisa dicairkan.
“Saya telah berkoordinasi dengan Kepala Bank NTT Cabang Kota Kupang dan sudah ada kesediaan untuk pencairan dana insentif guru-guru honorer, sehingga dalam minggu ini atau paling cepat besok atau lusa akan segera ditransfer oleh Bank NTT Kota Kupang kepada para guru honorer semuanya. Pembayarannya melalui nomor rekening masing-masing. Karena urusan tersebut menyangkut uang negara jadi tuntutan adminitrasinya perlu dipersiapkan secara baik, maka butuh waktu sedikit lama penyelesaianya. Jadi guru-guru honorer harus sedikit bersabar,” kata Dumul.
Penulis: Rafael