Kupang, Ntt-news.com – Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur NTT mengelar edukasi masalah kesehatan tentang Gisi Buru, Stunting dan penyakit menular bagi masyarakat, dan Melibatkan lembaga keagamaan Nahdatul Ulama (NU).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur NTT, drg Ien Adriany Mengatakan kegiatan ini Melibatkan lembaga keagamaan Nahdatul Ulama (NU) untuk menindaklanjuti program gubernur.
Dengan menghadirkan dua narasumber utama. Materi pertama disampaikan oleh Ir. Erlina R. Salmun, M.Kes, selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Sesi berikutnya dibawakan oleh dr. Winda Yanuarni Meye, Sp.A., M.Sc, .
“Kegiatan ini kami menindaklanjuti program gubernur untuk memberikan pemahaman edukasi masalah kesehatan tentang Gisi Buru, Stunting dan penyakit menular bagi masyarakat”. Ujar pada kamis 15 mei 2025 di aula Eltari kantor gubernur NTT.
Hal ini terkait Gisi Buruk, “tujuan kami melibatkan lembaga keagamaan Nahdatul Ulama (NU) memberikan sosialisasi di masyarakat keagamaan yang mengangkat isu krusial seputar gizi buruk, stunting.
“Stunting adalah bencana nadi, dan ini harus menjadi perhatian kita bersama. Kami telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan 40 lembaga untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah kesehatan, terutama stunting,” tambahnya.
Pihaknya juga mendorong partisipasi aktif dari Muslimah NU dan GP Ansor, tidak hanya dalam tahap sosialisasi, tetapi juga dalam aksi nyata di masyarakat.
“Kita sering melakukan pertemuan berulang tanpa ada tindak lanjut. Maka saya meminta agar Ketua NU segera menyusun langkah konkret pasca kegiatan ini,” tegasnya
drg. Iien mengajak seluruh peserta dan lembaga keagamaan untuk terus bergandengan tangan dalam memerangi masalah kesehatan di NTT.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Pemerintah Provinsi NTT dan masyarakat sipil dalam membangun kesadaran kolektif serta memperkuat aksi nyata di tingkat akar rumput untuk mengatasi stunting dan penyakit menular”. Pungkasnya***