NTT-News.com, So’E – Apris Be’is(16) Siswa kelas XI IPS pada SMA PGRI Mnelalete Desa Mnelalete Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia setelah dikeroyok sekelompok pemuda yang tak dikenal.
Kejadian ini terjadi pada hari Sabtu (05/03/2016) pukul 16.30 di Kilo Meter(KM) 04 arah Soe-Niki-Niki, tepatnya di tugu batas Kota Soe. Apris Be’is dikeroyok setelah kembali dari Niki-Niki bersama Keponakannya, Nikson Lasboi.
Nikson Lasboi yang mengalami luka pada kepalanya, selamat dari tindakan membabi buta dari sekelompok pemuda itu. Ketika ditemui di ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Soe TTS, sedikit bercerita dan mengatakan, kejadian tersebut terjadi begitu cepat.
“Angkot yang kami tumpangi dihadang kemudian saya langsung dipukul pakai batu di kepala. Merasa terancam saya berhasil melarikan diri, saya lari ke arah Mnelalete untuk memberitahukan kejadian ini pada keluarga dan teman-teman,” kata Nikson.
“Saat kembali ke tempat kejadian, Apris Be’is tidak ada di lokasi waktu saya di pukul, kami cari Apris dan menemukan dia sudah tidak bernyawa dekat sumur di tikungan kurang lebih 150 meter dari lokasi awal kami dipukul,” lanjut Nikson.
OB, salah satu guru di SMA PGRI Mnelalete saat dimintai komentarnya tentang kejadian ini mengatakan, kejadian tersebut merupakan bukti bahwa belum pekanya Pemerintah dalam meresponi keadaan yang terjadi selama ini, setelah dua perguruan bela diri hadir di Kota Soe. Perguruan itu adalah Perguruan Ikatan Kera Sakti (IKS) dan Perguruan Persaudaraan Setia Hati Teratai.
Sejak hadirnya dua perguruan ini sudah banyak insiden yang terjadi, dan hamir semua karena ulah dua perguruan tersebut. “Dari kematiannya Apris alis Frengki Be’is, saya menduga kalau dibalik semuanya ini ada peran dari dua perguruan bela diri ini. Dasar saya bicara ini karena Frengki Be’is tinggal di dekat sekolah, dimana disekitar kompleks sekolah merupakan basis perguruan IKS dan saya juga menduga Frengki Be’is sudah bergabung dalam perguruan IKS,” tutunya.
Dia juga menuturkan bahawa untuk mewakili suara seorang guru dan masyarakat di bumi Timor Tengah Selatan, dirinya berharap pemerintah dalam hal ini pihak Kepolisian dan Pemerintah Kabupaten TTS segera meresponi hal ini dan segera mengambil langkah tegas dalam mengatasi permasalahan itu sebelum lebih banyak korban.
Terkait kejadian ini Kapolres Timor Tengah Selatan AKBP I Ketut Andyana Putera saat dihubungi melalui Kasat Reskrim Polres TTS AKP Faria Arista, mengatakan, kasus tersebut sedang diselidiki. “Jika ada perkembangan pasti teman-teman kita informasikan,” katanya. (YN)
Persaudaraan Setia Hati Terate sudah ada sejak tahun 90-an dan tidak pernah ada masalah. tapi kera sakti baru muncul sekitar tahun 2015 dan langsung bermasalah…
tolong pemilihan kata-katanya di teliti lagi sebab dapat merusak nama baik organisasi.
Terima Kasih.