Lintas FlobamoraNews

Diduga Stres dengan Pekerjaan, Bendahara ini Gantung Diri

×

Diduga Stres dengan Pekerjaan, Bendahara ini Gantung Diri

Sebarkan artikel ini
Korban Bunuh Diri Di TTS, NTT
Korban Bunuh Diri Di TTS, NTT
Korban Bunuh Diri Di TTS, NTT

NTT-News.com, So’E – Diduga stres dengan beban kerja, bendahara pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kabupaten Timor Tenga Selatan (TTS), Dominggus Nitanel Missa (32) nekat mengakhiri hidupnya dengan mengantung diri di dalam ruang kerjanya, Senin (22/8/2016) pagi.

Korban ditemukan sudah tak bernyawa oleh satpam setempatt, Lenny Benu dan seorang cleaning service dalam posisi tergantung di balik pintu ruang kerjanya dengan tali rafia yang melilit pada lehernya. Kedua saksi ini langsung melaporkan kepada atasan korban sebelum dilaporkan ke Polres TTS untuk ditindaklanjuti.

Sesaat setelah mendapat laporan, Kasnit identifikasi Aipda, Laurens Jehau bersama anggotanya langsung terjun TKP untuk mengidentifikasi korban dan mengevakuasinya ke kamar Jenasa RSUD SoE untuk di visum guna mengetahui penyebab kematian korban.

Hasil visum dokter diketahui, bahwa korban murni bunuh diri dan memenuhi ciri orang gantung diri. “Ini murni gantung diri. tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik yang ditemukan,” kata dokter.

Informasi yang dihimpum di TKP, bahwa korban baru pertama kali menjabat sebagai bendahara dan sering mengeluh soal beban kerja yang sangat berat. Selain itu ada informasi lain yang mengatakan bahwa korban diduga gantung diri karena tak sanggup dengan beban kerja yang terlalu berat sebagai bendahara pada kantor tersebut. Karena yang bersangkutan belum berpengalaman dalam mengelola keuangan. Namun ia tetap patuh pada Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan atasannya.

Demikian istri korban, Nety Nitbani, saat ditemui di kamar mayat mengatakan, bahwa ketika dilakukan serah terima jabatan sengan bendahara sebelumnya pada bulan April lalu, korban sempat kaget dan stres karena tidak memiliki pengamalaman sedikitpun.

“Bapa sering kasitau saya, kalau dia tidak sanggup dengan tugas sebagai bendahara. Dan berulangkali meminta berhenti, tapi kepala kantor tidak mau, bilangnya nanti ada tenaga pembantu untuk membantunya. Jadi mungkin dia stress dengan kerjanya sehingga dia pilih jalan seperti ini,” kata Nitbani ditenga isak tangis keluarga.

Ia mengaku ada ungkapan isi hati suaminya tentang persoalan kerja yang ditulis dalam secarik kertas yang diamankan polisi saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Isi pesat dalam tulisan tersebut, antara lain, tentang pemanfaatan anggaran di kantor yang kini dipimpin Agus Benu, bahwa ada sejumlah dana yang baru dicairkan dari kas daerah dan disimpan di laci mejanya karena brankas rusak.

Nitbani juga menuturkan, bahwa sebelum berangkat ke kantor, Senin (22/8/2016) sekitar pukul 05.00 wita, korban sempat memberitahukan, bahwa ada uang yang disimpan di laci mejanya sehingga ia harus buru-buru ke kantor untuk menjaga uang itu.

Uang puluhan juta itu katanya baru dicairkan Jumat pekan kemarin dan sejak uang itu berada di kantor, suaminya tak pernah pulang rumah hingga Sabtu (20/8/2016).

Nitbani bersama keluarga besar tidak mengira jika suaminya nekat gantung diri untuk mengakhiri hidupnya dan meninggalkannya bersama ketiga buah hati mereka yang masih kecil. (pol)

terasntt.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *