
NTT-NEWS.COM, Oelamasi – Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Yosep Lede diduga terlibat kasus penumpukan proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kupang Barat. Bahkan Yosafat Pelo, Kepala SMK tersebut membeberkan bahwa Yosep Lede ini terlibat dan lebih mengetahui persis proyek pembangunan di sekolahnya itu.
“Soal proyek DAK yang terhambat ini, tanya saja di pak Yos Lede, kaka..!, dia lebih tahu, kita ini sebenarnya hanya membereskan banyak persoalan,” jawab Pelo, singkat, menyikapi pertanyaan wartawan seputar penyebab terbengkalainya proyek pembangunan 11 gedung fisik sekolah, Tahun Anggaran 2015 lalu Via telpon gemgam pada Jumat (4/02) malam.
Diakui Pelo, saat ini dirinya hanya berstatus Pegawai rendahan yang tidak bisa berbuat banyak namun, karena sebagai pimpinan yakni kepsek, ia tetap bertekad mensukseskan semua penumpukan proyek yang masih tersisah itu. “Intinya sebagai anak negeri kami tetap akan selesaikan pembangunan. Pekerjaan Ini tanggung jawab,” sebut Yosafat, polos.
Terpisah Ketua (DPRD) Kabupaten Kupang Yosep Lede, mengatakan bahwa semua yang diterangkan pihak sekolah tidak benar. “Itu sebenarnya bukan proyek saya, tetapi semua proyek itu dari Dak dan itu sudah sesuai dengan mekanisme banggar. Itu juga lewat jaring aspirasi masyarakat yang tujuannya lebih mendekatkan pelayanan,” tandas Lede via HP Rabu, (10/02) Siang ini.
Menurutnya Lede, berkaitan dengan penumpukan pembangunan dipersilahkan wartawan mempertanyakan di pihak Dinas PPO Kabupaten Kupang, sehingga apabila ada permintaan untuk dipindahkan Dana Dak tidak mungkin terjadi. “Kalau soal terhambat, karena Pemda eksekusi sudah di bulan Desember, jadi kalau dikasih pindah kita masyarakat rugi. Sebab, dana bansos yang dibangunnya lebih dulu,” ungkap Lede.
Diliput NTT-News.com belum lama ini, karena kebanyakan anggaran dalam tahun 2015 sekolah tersebut mendapat jatah berkisar Rp 2 meliar lebih untuk 11 gedung, namun pembangunan itu tidak sebanding dengan jumlah siswa-siswi sebab, dari tiga kelas yakni kelas dua tidak memiliki murid dan disanter proyek ini berhasil lolos, diduga ada syarat nepotisme. (tim)












