NTT-News.com, Kupang – Kuliah di Kampus Universitas Arysatya Deo Muri Bisa Lulus Tanpa Skripsi Mungkin jika mendengar mahasiswa yang lulus dengan IPK tinggi dan menyandang predikat cumlaude, sudah sangat biasa dan sering kita dengar di setiap acara wisuda di kampus-kampus lainnya. Tapi, bagaimana jika mahasiswa diwisudakan tanpa skripsi
Ini sangat mustahil karena mengingat skripsi merupakan syarat bagi seorang mahasiswa menyandang gelar S1. Tapi di zaman sekarang ini, wisuda tanpa skripsi bukan satu kemustahilan buktinya Universitas Aryasatya Deo Muri merupakan satu-satunya kampus di Nusa Tenggara Timur yang mana Mahasiswa dapat menyelesaikan studinya tanpa harus menulis skripsi.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Aryasatya Deo Muri, Yohanes Paulus Silli Bataona, S.Fil,.M.Pd. pada Selasa, (16/08/022) Diruangan kerjanya Kampus Universitas Aryasatya Deo Muri Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Kayu Putih Kota Kupang NTT.
Dia menjelaskan bahwa, konsep pendidikan di Universitas Aryasatya Deo Muri mengikuti kondisi perkembangan terkini dengan mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar kampus merdeka secara total atau penuh sudah mendesain dari awal kurikulum.
Dari mahasiswa masuk kampus hingga bisa menyelesaikan studi tanpa skripsi, karena bisa diganti dengan karya lain seperti hasil magang dan praktek lapangan.
Lebih lanjut ia menguraikan bahwa Unasdem memiliki keunggulan-keunggulan yang mampu untuk memenuhi tuntutan dan apa yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan saat ini.
BACA JUGA:Â Heboh! Wisuda dengan 17 SKS, GMNI Sebut Proses Kuliah Abal-abalan, Sampai Meminta Pemda Telusuri
Lebih jauh dari itu, tandasnya, kampus ini menaruh perhatian pada pengembangan kemampuan (skill) yang dapat menciptakan produk (out put) dan mempersiapkan generasi yang unggul dan mampu menerapkan semua ilmu yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari, terlebih untuk kemajuan NTT dan juga bangsa.
“Pendidikan itu harus memerdekakan peserta didiknya entah itu di tingkat SD, SMP, SMA maupun di Perguruan tinggi, jadi orang itu harus belajar dengan Bahagia, dengan senang sehingga dia nanti punya pilihan – pilihan yang tidak dipaksa oleh unsur atau komponen di luar dirinya, itu tidak boleh,” kata Bataona.
Dia menguraikan bahwa orang tua, guru dan dosen hanya bisa memberi saran tapi yang memutuskan pilihannya itu sebenarnya dirinya sendiri karna dia yang punya masa depan dan nanti dia yang menjalankan bahkan diatur oleh pemerintah itu sangat tidak boleh.
BACA JUGA:Â Fenomena Mendadak Wisuda tanpa Kuliah Mulai Terendus di Sumba, Yuk Disimak
“Kurikulum sebelum kampus merdeka itu dia memaksa semua mahasiswa untuk mengambil paket sampai pada skripsi, bisa tulis atau tidak, anda harus bisa tulis skripsi atau harus bisa melakukan riset atau membuat tulisan dalam bentuk skripsi. Nah itu sebuah pemaksaan sekali karena Kemampuan setiap orang itu berbeda. Ada yang bisa menulis tapi tidak bisa bicara, ada orang yang bisa keduanya tapi tidak bisa mengimplementasikan,” tuturnya.
Kampus Universitas Aryasatya Deo Muri memberikan ruang bagi Dosen agar bisa berkarya di luar dengan masing-masing talenta.
“Dosen harus bisa berkarya di luar untuk bisa menjadi praktisi dan memberi ruang untuk bisa mensharing pengalamanya kepada mahasiswa bagaimana bisa sukses dalam bidang masing-masingnya,” Pungkasnya.
BACA JUGA:Â Buntut Panjang! Mahasiswa Percaya Bupati SBD Serius Tangani Dugaan Wisuda Tanpa Kuliah
Untuk di ketahui Kampus Universitas Aryasatya Deo Muri saat ini memiliki 3 Fakultas, dan 11 Program Studi. Seperti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terdiri dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Sejarah, Bimbingan dan Konseling dan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Ekonomi dan Hukum terdiri dari, Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan dan Ilmu Hukum. Sementara Fakultas Sains dan Pertanian terdiri dari Biologi dan Agroteknologi. (Rafael)